Senin 24 Jul 2017 16:59 WIB

Asosiasi Pedagang: Penjualan Beras PT IBU Rusak Harga Pasar

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Meski telah disegel PT Indo Beras Unggul tetap lakukan produksi dan tidak terlihat adanya garis polisi atau pembatas di sekitar pabrik, Jumat (21/7).
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Meski telah disegel PT Indo Beras Unggul tetap lakukan produksi dan tidak terlihat adanya garis polisi atau pembatas di sekitar pabrik, Jumat (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asosiasi Pedagang dan Pelaku Usaha Pasar Beras Induk Cipinang (PBIC), Jakarta Timur, menilai penjualan beras premium PT Indo Beras Unggul (IBU) merusak harga di pasar. Sebelumnya, polisi melakukan penggerebekan perusahaan tersebut di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/7) dini hari.

Salah satu pedagang beras, Billy Haryanto mengatakan, dukungan diberikan karena PT IBU yang adalah anak perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS) Food, merusak harga dengan memborong gabah melalui tengkulak di lapangan. Sebab, mereka membeli gabah Rp 4.900 per kilogram (kg) atau di atas harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 3.700 per kg.

"Harga pembelian dari PT IBU tersebut biasanya tempo pembayaran satu bulan ke petaninya," ungkap Billy yang juga pemilik penggilingan skala kecil di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah melalui siaran resmi yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, Senin (24/7).

Ia menegaskan, PT IBU yang diduga mengoplos beras medium menjadi premium telah mengganggu pasokan penggilingan beras skala kecil dan menengah. Namun, setelah penggerebekan gudang beras PT IBU, kini harga gabah berangsur normal, khususnya di tempat-tempat yang menjadi lokasi bahan baku beras kemasan merek Cap Ayam Jago dan Maknyuss. "Misalnya, di Sragen harga gabah mulai turun menjadi Rp 4.350 per kg dan Rp4.700 untuk di Madiun, Jawa Timur, kata dia.

Sementara itu, menurut Ketua Asosiasi Pedagang Beras PBIC Nelis Soe Kedi, kasus penggerebekan tersebut tidak mengganggu pasokan beras ke pasar induk yang tiap harinya mencapai 2.500 hingga 3.000 ton. Kapasitas gudang pasar juga masih stabil di angka 40 ribu ton. "Kalaupun ada yang berkurang, hanya pasokan kualitas premium, karena harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah belum mengaturnya," ujarnya.

Harga beras yang dijual pedagang tiap harinya sekitar Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per kg untuk kualitas medium, Rp 10 ribu hingga Rp 12.500 per kg untuk kualitaspremium dan premium khusus dijual seharga Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu per kg. Untuk itu, Asosiasi Pedagang dan Pelaku Usaha PBIC meminta pemerintah menetapkan HET beras berdasarkan klasifikasi dan kualitasnya demi pedagang. "Mohon ditinjau HET-nya, terutama untuk beras premium dan khusus," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement