REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pasar modal Hans Kwee menilai bahwa penurunan harga saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) akibat kasus anak usahanya, yakni PT Indo Beras Unggul (IBU) yang diduga melakukan penipuan.
"Produk beras perseroan dengan merek Maknyuss dan Cap Ayam Jago sedang ada masalah akibat penipuan. Situasi itu memengaruhi kinerja saham perseroan," ujar Hans Kwee yang juga Direktur PT Investa saran Mandiri di Jakarta, Jumat (21/7).
Ia mengemukakan bahwa sekitar 17-18 persen bisnis AISA didapatkan dari hasil penjualan beras. Dengan munculnya kabar negatif itu maka pasar berekspektasi kinerja perseroan ke depan dapat terganggu yang akhirnya berdampak negatif ke harga sahamnya.
Dalam data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AISA tercatat menurun hingga menyentuh batas bawah "auto rejection" yakni sebesar 24,92 persen menjadi Rp1.205 per saham pada perdagangan akhir pekan ini (Jumat, 21/7).
"Penurunan itu terlalu besar, BEI bisa memanggil perseroan untuk melakukan paparan publik," katanya.
Sementara itu, Direktur Tiga Pilar Sejahtera, Jo Tjong Seng mengatakan bahwa anak usaha perseroan, PT IBU baru-baru ini telah diinspeksi oleh satuan tugas pangan yang berwenang.
"Kami sangat kooperatif dan transparan kepada semua pihak yang berwenang dan saat ini sedang melakukan koordinasi secara internal dan eksternal untuk melakukan verifikasi semua fakta," katanya.
Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri menggerebek gudang beras PT Indo Beras Unggul di Jalan Rengas km 60 Karangsambung, Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat pada Kamis malam.
Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya, pihaknya menduga mutu dan komposisi beras merek Maknyuss dan Cap Ayam Jago yang diproduksi PT IBU tidak sesuai dengan apa yang tercantum pada label.
"Hal ini didasarkan pada hasil laboratorium pangan terhadap merek beras tersebut," katanya.