Jumat 21 Jul 2017 16:39 WIB

Rapat Hingga Tengah Malam, Ini Alasan BI Tahan Repo Rate

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
 Logo Bank  Indonesia, Bank Indonesia
Foto: Reuters/ Iqro Rinaldi
Logo Bank Indonesia, Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75 persen. Hasil Rapat Dewan Gubernur pada tanggal 19-20 Juli 2017 diumumkan pada Kamis (20/7) pukul 23.00 WIB di Gedung Bank Indonesia.

Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, terdapat banyak hal yang dibahas oleh Dewan Gubernur BI sebelum memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan. Pertimbangan yang cukup banyak tersebut membuat Dewan Gubernur baru mengakhiri rapat hingga menjelang tengah malam.

"Jadi kita kemarin membahas dalam dua hari RDG, kita memutuskan bahwa BI 7 Days Repo Rate tetap dipertahankan 4,75. Kita memang melakukan pembahasan cukup luas terhadap ekonomi global, dan juga ekonomi nasional," ungkap Agus DW Martowardojo di Jakarta, Jumat (21/7).

Agus menjelaskan, secara umum BI melihat kondisi ekonomi global kurang lebih sama seperti di bulan lalu. Pertumbuhan ekonomi dunia masih sama di kisaran 3,3 persen, tetapi ada perubahan karena pertumbuhan ekonomi di AS dan India diperkirakan menurun, sedangkan ekonomi di Eropa dan Cina membaik.

BI juga mendiskusikan bahwa tantangan di AS sekarang ini bukan hanya Fed Fund Rate yang akan mengalami kenaikan satu kali di 2017 dan tiga kali di 2018. Saat ini yang menjadi perhatian bank sentral AS Federal Reserve yaitu rencana melakukan pengurangan neraca keuangan. "Pengurangan neracanya itu yang musti kita kaji betul akan mulai kapan, dan itu dampaknya terhadap stabilitas sistem keuangan di dunia," kata Agus.

Selain itu, kebijakan fiskal di AS juga diperkirakan sedikit mundur dan dampaknya cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi AS cukup. Karena sebelumnya ada optimisme bahwa kebijakan fiskal akan cepat dan akan membantu pertumbuhan. Namun, sekarang BI. melihat bahwa selain kebijakan fiskal, kebijakan moneternya juga akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi di AS.

Sementara itu dari ekonomi domestik, Bank Indonesia membahas inflasi yang terjaga, karena permintaan yang rendah. Hal ini juga dipengaruhi oleh harga pangan yang terjaga. "Dan kita melihat inflasi tetap terjaga, malah lebih baik outlook nya dibanding bulan lalu, dan kita juga melihat bahwa kalau inflasi ditargetkan 4+-1 persen itu akan bisa dicapai," tuturnya.

Kondisi konsolidasi korporasi dan perbankan juga masih berjalan serta pertumbuhan kredit masih melambat. Rata-rata bunga kredit perbankan juga mengalami penurunan 6 basis points.

Dengan demikian, hal-hal tersebut menjadi  alasan BI mempertahankan BI 7 Days Repo Rate sebesar 4,75 persen. "Jadi kita yakin sejalan dengna menjaga stabilitas keuangan dan makro ekonomi Indonesia. Serta memungkinkan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk meneruskan proses pemulihan ekonomi," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement