Kamis 19 Jan 2017 18:09 WIB

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 4,75 Persen

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) pada 18-19 Januari 2017 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75 persen. Suku bunga Deposit Facility pun tetap 4 persen, dan Lending Facility masih 5,5 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menyatakan, keputusan itu sejalan dengan upaya BI dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Dengan tetap mengoptimalkan pemulihan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

"Setelah mencatat kinerja yang relatif baik selama 2016, prospek perekonomian nasional ke depan diperkirakan tetap membaik dengan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Stabilitas makroekonomi diharapkan tetap terjaga pula," jelas Tirta, dalam Konferensi Pers, di Gedung BI, Kamis, (19/1).

Ia menegaskan, BI tetap mewaspadai sejumlah risiko di 2017, baik dari global maupun dalam negeri. Beberapa risiko global di antaranya terkait arah kebijakan AS dan Cina, serta kenaikan harga minyak dunia. Sedangkan dari dalam negeri berhubungan dengan dampak penyesuaian administered prices terhadap inflasi.

Meski begitu, BI memperkirakan perekonomian dunia membaik didukung oleh membaiknya ekonomi AS dan Cina. "Perbaikan ekonomi AS didorong oleh peningkatan konsumsi dan meningkatnya investasi nonresidensial," tambah Tirta.

Ia menambahkan, tingkat pengangguran AS juga berada pada level rendah dengan inflasi mengarah ke target jangka panjangnya. Sedangkan membaiknya perekonomian Cina tercermin pada peningkatan penjualan eceran dan investasi swasta.

"Ke depan sejumlah risiko global yang perlu diwaspadai, antara lain berasal dari dampak kebijakan fiskal dan perdagangan internasional AS," ujar Tirta. 

Menurutnya, kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang berpotensi meningkatkan cost of borrowing, proses penyesuaian ekonomi dan keuangan Cina, serta berbagai risiko geopolitik juga perlu diwaspadai. BI pun mencatat, perekonomian Indonesia pada kuartal IV 2016 masih sejalan dengan perkiraan, yakni tumbuh 5 persen year on year (yoy).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement