Kamis 20 Jul 2017 21:21 WIB

Teknologi Informasi Tingkatkan Produktivitas UMKM 20 Persen

Produk kerajinan UMKM.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Produk kerajinan UMKM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Profesor teknik perangkat lunak Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Tun Hussein Onn Malaysia, Mustafa Bin Mat Deris menuturkan produktivitas, kinerja serta keuntungan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) akan naik signifikan sebesar 20 persen jika memanfaatkan teknologi informasi.

"Namun di Indonesia, para pelaku industri di kelas menengah yang memanfaatkan teknologi tak sampai 10 persen," kata Mustafa Bin Mat Deris di sela acara "8th International Conference on Sustainable Collaboration in Business, Technology, Information and Innovation" di Bandung, Kamis (20/7).

Deris menuturkan apabila dilihat dari aspek peluang, negara Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk kurang lebih 250 juta dinilai potensial untuk industri kecil dan menengah.

Bahkan, kata dia, dalam sebuah kajian perkembangan ekonomi yang dilakukan di Singapura, pada tahun 2025 Indonesia akan menjadi sebuah negara yang menghasilkan masyarakat kelas menengah dengan perputaran uang lebih dari 1.000 dolar AS per bulan. "Hal itu bisa terwujud dengan catatan jika pola pengembangan Technopreneur sudah maksimal dan merata," kata dia.

Ia menyebutkan calon konsumen di Indonesia lebih dari cukup. Itu juga menjadi peluang bagi pelalu UMKM untuk penetrasi pasar. Menjangkau pasar yang luas itu bisa dilakukan jika para pelaku bisnis menengah memanfaatkan teknologi.

Menurut dia, dinamisnya perkembangan teknologi teknologi seperti perkembangan internet, media sosial dan aplikasi pendukungnya ternyata bisa menempatkan bisnis pada tingkat yang berbeda karena hal itu dapat menghapus batas negara.

Sementara itu, Wakil Rektor Telkom University Heroe Wijanto mengatakan saat ini perkembangan teknologi informasi atau dari era konvesional ke era digital telah menggeser pola analog di semua sektor kehidupan termasuk perekonomian.

"Jadi banyak kasus industri yang sudah mapan, tergeser dengan cepat dengan hal yang baru. Contohnya di sektor financial technology. Dulu, sistem perbankan murni fisik, sekarang transaksi segala macam bisa melalui perangkat smartphone," kata dia.

Menurut Heroe, kalau ingin mewujudkan kajian yang dilakukan di Singapura itu maka peran pemerintah sangat krusial dan sosialisasi serta pemerataan informasi menjadi salah satu hal yang harus dilakukan di masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement