Kamis 20 Jul 2017 14:44 WIB

Sumbar Bakal Jadi Tuan Rumah Forum Investasi Regional

Rep: Halimatus Sadiyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah wisatawan memadati lokasi Jam Gadang di Bukit Tinggi, Sumatra Barat.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Sejumlah wisatawan memadati lokasi Jam Gadang di Bukit Tinggi, Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi Sumatra Barat akan menjadi tuan rumah Forum Investasi Regional atau Regional Investment Forum (RIF) yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 15-17 Oktober mendatang.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga mengatakan, Sumatra Barat dipilih karena Tanah Minang tersebut memiliki berbagai potensi pariwisata yang dapat menarik modal dari investor asing.

"Pariwisata memang menjadi sektor prioritas yang ditampilkan dalam kegiatan Regional Investment Forum yang merupakan inisiatif BKPM," ujarnya, lewat keterangan tertulis, Kamis (20/7).

Karenanya, forum tersebut akan dimanfaatkan untuk memaparkan peluang investasi dari 10 destinasi wisata unggulan di Indonesia yang ditargetkan dapat menjadi "The New Bali."

Himawan menjelaskan, destinasi-destinasi wisata tersebut antara lain Kepulauan Seribu, Danau Toba, Borobudur, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang dan Bromo. Selain itu, beberapa destinasi Sumatera Barat lainnya juga ditawarkan seperti Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang dan Taman Laut Mandeh.

"Investasi yang diharapkan masuk adalah investasi di infrastruktur penunjang pariwisata seperti hotel dan bidang usaha lainnya," ungkapnya.

Selama persiapan jelang RIF, lanjut Himawan, pemerintah akan melakukan penjajakan dengan sejumlah investor yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modal di Sumatera Barat.

Dengan memilih lokasi penyelenggaraan di Padang, Sumatera Barat, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan realisasi investasi di luar Pulau Jawa. Dari data BKPM per triwulan pertama 2017, porsi investasi di luar Pulau Jawa mencapai 45,4 persen sebesar Rp 75,3 triliun. Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya yakni 44,9 persen atau sebesar Rp 65,8 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement