Rabu 19 Jul 2017 13:26 WIB

Menko Darmin: Saat Ini Momentum Tepat Redenominasi Rupiah

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nur Aini
Model menunjukan uang Rupiah kertas wajah baru usai peresmian pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah Tahu Emisi 2016 di Bank Indonesia, Jakarta, Senin (19/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Model menunjukan uang Rupiah kertas wajah baru usai peresmian pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah Tahu Emisi 2016 di Bank Indonesia, Jakarta, Senin (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, tahun ini merupakan momentum yang tepat untuk melakukan redenominasi rupiah. Bahkan menurut dia, redenominasi seharusnya sudah dilakukan lima tahun lalu.

''Mestinya tidak ada masalah mengenai itu (redenominasi). Itu sesuatu yang mestinya dijalankan lima tahun lalu. Jadi sekarang momen yang bagus,'' kata Darmin, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/7).

Dia menilai sebenarnya sudah bisa diterapkan redenominasi dari sejak lama. Namun, saat itu inflasi masih di kisaran empat persen sampai lima persen. Namun saat ini, inflasi berada di posisi tiga persen sampai empat persen. Karena yang paling penting, kata dia, untuk melakukan redenominasi inflasinya harus baik.

''Kegunaannya banyak, sekarang restoran menulis (harga) tanpa ribuan. Itu efisiennya banyak di dalam pendataan. Berapa ribu gigabite bertambah, kalau digitnya ditambah tiga,'' kata Darmin.

Menurutnya, manfaat redenominasi bukan hanya dirasakan oleh perbankan, tapi juga semua sektor. Ia kembali mencontohkan, anak -anak di sekolah hanya menghitung sampai angka satuan atau puluhan. Tapi ketika menghitung uang, angkanya sampai ribuan, bahkan ratusan ribu. ''Itu kacau sekali, tidak nyambung. Jadi apa yang mereka hadapi di kehidupan tidak sama dengan di kelas,'' ujar Darmin.

Untuk melakukan redenominasi, Darmin menambahkan, tidak memerlukan banyak biaya. Sehingga tidak perlu melihat ini mendesak atau tidak. Karena yang terpenting, kata dia, redenominasi rupiah dilakukan untuk efisiensi.

''Sehingga benefitnya ada. Memang tidak soal hidup mati. Kita tetap hidup normal dengan angka yang sederet,'' kata Darmin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement