REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dan Himpunan Bank-bank Negara (Himbara) telah melakukan uji coba pembayaran di gerbang tol menggunakan uang elektronik. Nantinya cara itu akan diberlakukan secara penuh pada Oktober mendatang.
Hanya saja, Direktur Bank Mandiri Ogi Prastomiyono menyatakan, minat masyarakat membayar tol menggunakan uang elektronik masih kurang. Mereka masih lebih memilih menggunakan pembayaran dengan uang tunai (cash).
"Antrean di cash masih panjang, dan antrean pembayaran e-toll cenderung kosong. Itu behaviour orang," ujar Ogi kepada wartawan saat ditemui di Jakarta, Selasa, (4/7). Padahal, ujarnya, masyarakat bisa mendapatkan diskon bila membayar tol lewat elektronik.
Menurutnya masih perlu koordinasi antara stakeholder agar sosialisasi ke masyarakat bisa lebih masif. Prosesnya memang tidak bisa langsung, kata Ogi, melainkan harus secara perlahan.
Ia menyebutkan, untuk menerapkan pembayaran tol secara penuh pada Oktober, masih dibutuhkan tiga sampai empat juta uang elektronik. "Butuhnya kan sekitar Rp 9,4 juta jadi saat ini masih kurang tiga sampai empat jutaan," ujarnya.
Ogi menegaskan, penambahan kebutuhan uang elektronik tersebut tidak hanya dipenuhi oleh Bank Mandiri, melainkan bank BUMN lain seperti bank Tabungan Negara (BTN), Bank Rakyat Indonesia (BRI), serta Bank Negara Indonesia (BNI). "Cuma marketshare kita (Bank Mandiri) kan besar jadi separuh dari kebutuhan itu kita yang siapkan," katanya.
Diharapkan, penggunaan uang elektronik pada Oktober nanti bisa berjalan lancar. Pasalnya, Ogi mengakui transaksi elektronik di gerbang tol tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. "Transaksinya otomatis bertambah jumlah kartu juga bertambah," kata Ogi.