REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, pertumbuhan kredit pada Mei 2017 sebesar 8,7 persen. Angka itu dinilai masih sesuai dengan target.
"Secara umum pertumbuhan kredit on track artinya beberapa target pertumbuhan istilahnya tercapai," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, saat ditemui di acara Halal Bihalal, di Kantor OJK, Jakarta, Selasa, (4/7).
Ia menuturkan, pertumbuhan kredit juga tertolong oleh pertumbuhan kredit valuta asing (valas) yang meningkat hampir enam persen. "Jadi ekonomi yang terkait dengam luar negeri memang terbukti ada pertumbuhan," katanya.
Kini OJK tengah menunggu laporan Rancang Bisnis Bank (RBB) dari setiap bank yang akan masuk pada pertengahan Juli. Muliaman mengatakan, kemungkinan tidak banyak perubahan yang dilakukan pada RBB termasuk target pertumbuhan kreditnya, sebab masih berpotensi dan menarik. "Nanti pertengahan Juli kita lihat lebih detail," ujar Muliaman.
Saham perbankan, menurutnya, juga masih tumbuh cukup tinggi. Menurut Muliaman, update dari Moody's (lembaga pemeringkat) menyatakan investor meyakini perbankan nasional masih baik. Sebelumnya, saat bulan puasa lalu, Muliaman sempat memperkirakan pertumbuhan kredit pada Mei tahun ini menembus 10 persen. Ia pun mengatakan, beberapa bank besar pertumbuhan kreditnya kemungkinan mencapai 14 persen per Mei 2017.