Ahad 02 Jul 2017 04:10 WIB

Menteri ESDM Apresiasi Kinerja Pertamina

Petugas mengisi BBM jenis Pertamax pada mobil milik pemudik di kios BBM kemasan milik Pertamina di 'rest area' ruas Tol Bawen-Salatiga KM 49, Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (19/6). PT Pertamina menyediakan BBM kemasan jenis Pertamax, Pertamax Dex, dan Dexlite yang dijual di sejumlah kios di sejumlah titik jalur mudik, termasuk tol fungsional, dan diedarkan dengan motor untuk menjangkau kendaraan-kendaraan yang kehabisan bensin saat mudik Lebaran.
Foto: Aditya Pradana Putra/Antara
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax pada mobil milik pemudik di kios BBM kemasan milik Pertamina di 'rest area' ruas Tol Bawen-Salatiga KM 49, Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (19/6). PT Pertamina menyediakan BBM kemasan jenis Pertamax, Pertamax Dex, dan Dexlite yang dijual di sejumlah kios di sejumlah titik jalur mudik, termasuk tol fungsional, dan diedarkan dengan motor untuk menjangkau kendaraan-kendaraan yang kehabisan bensin saat mudik Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengapresiasi kinerja PT Pertamina (Persero) terkait keamanan stok dan pasokan bahan bakar minyak pada arus mudik Lebaran 2017.

"Saya mengapresiasi kinerja Pertamina yang telah bekerja esktra keras menyediakan kebutuhan serta keamanan stok maupun pasokan BBM selama arus mudik dan balik Lebaran," kata dia saat kunjungan kerja ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Panjang, Bandarlampung, Sabtu (1/7).

Kunker Menteri ESDM bertujuan memantau dan memastikan keamanan pasokan BBM menghadapi arus balik pasca libur Lebaran 2017, khususnya di Wilayah Sumatera Bagian Selatan.

"Ini mestinya hari terakhir arus balik dari arah Sumbagsel ke Pulau Jawa. Kami ingin memastikan pasokan BBM tidak ada gangguan. Terutama pemudik yang menggunakan motor, mobil, angkutan darat lainnya seperti bus dan sebagainya," kujar Ignasius. 

Terkait pengelolaan dan pasokan BBM dan elpiji selama libur Lebaran 2017, Ia mengatakan jauh lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya. Hampir tidak ada kekurangan pasokan BBM dan LPG dalam jangka waktu yang panjang.

Jonan mengatakan secara umum, tahun ini, khususnya tentang pasokan BBM jauh lebih bagus dari tahun-tahun lalu. Kekurangan di tiap daerah, termasuk LPG, sangat minimal sekali dan hampir tidak ada. 

"Tidak sampai ada suatu daerah yang kekurangan dalam jangka waktu yang panjang. Kalau ada satu atau dua titik mungkin kekurangannya itu tiga jam, karena terlambat dalam pengiriman. Tidak sampai satu hari," kata Jonan. 

Mengenai kebijakan harga BBM, Menteri ESDM menegaskan Pemerintah telah menetapkan mulai 1 Juli hingga 30 September 2017 mendatang harga BBM tidak mengalami perubahan. 

"Sudah ada (penetepannya) per 1 Juli. BBM penugasan, premium RON 88, Pemerintah menetapkan harga ecerannya tidak naik, tetap Rp 6.450 per liter, sampai 30 September. Kalau yang Public Service Obligation (PSO), Solar 48 juga tetap, Rp 5.150 per liter. Ini sesuai arahan Presiden," kata Jonan. 

Dalam kunjungan kerja tersebut, Menteri Jonan juga berdiskusi dengan awak mobil tangki BBM yang tetap bertugas saat lebaran.

Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Much Iskandar mengatakan sejak H-14 Lebaran hingga kini, stok BBM secara nasional berada di atas 20 hari. Bantuan aparat kepolisian untuk membuka jalan bagi kendaraan pengangkut BBM sangat membantu.

"Secara nasional, alhamdulillah, bisa berjalan dengan baik. Sejak H-14 stok kita jaga rata-rata nasional semua produk di atas 20 hari. Sampai hari ini kita jaga di level itu. Hingga sekarang dan arus balik, masih bisa teratasi, walaupun dinamisasinya di lapangan begitu kompleks, tapi dengan bantuan aparat kepolisian, kita dikawal, diberi contraflow sehingga bisa kita penuhi dengan baik," kata dia. 

Iskandar menambahkan, peningkatan konsumsi, gasoline, yaitu premium, pertalite, pertamax, secara nasional rata-rata di atas 12 persen. "Untuk nasional, persentase tertinggi untuk gasoline di Jawa Tengah, sudah di angka 43 persen dibanding hari biasa," kata dia. 

Kedua adalah Jawa bagian barat. "Nomor tiga justru di MOR II ini, yaitu sumbagsel, di angka 17 persen. Elpiji juga lancar, ada dinamisasi sedikit di kantung pemudik, yaitu di Jawa Tengah, tapi cepat kita atasi," ujar Iskandar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement