REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (21/6), bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp 13.295 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.290 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa dolar AS menguat terhadap mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah menyusul harga minyak mentah dunia yang masih berada dalam tren pelemahan. "Harga minyak yang tertekan menjadi penopang utama dolar AS untuk terapresiasi," katanya di Jakarta, Rabu (21/6).
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Rabu (21/6) bergerak melemah 0,02 persen menjadi 43,50 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,07 persen menjadi 45,99 dolar AS per barel.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa penguatan dolar AS relatif terbatas menyusul yield obligasi AS yang masih turun, menandakan belum pulihnya harapan kenaikan suku bunga AS. Di sisi lain, data penjualan rumah AS juga diperkirakan belum membaik.
Dari dalam negeri, lanjut dia, menurunnya yield global juga membuat minat terhadap surat utang negara (SUN) masih tinggi sehingga menyediakan likuiditas dolar AS yang dibawa oleh investor asing.