REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2017 tidak setinggi seperti harapan semula karena belum membaiknya kinerja ekspor dan investasi.
"Beberapa indikator dini menunjukkan pertumbuhan belum naik secara cepat seperti yang kami perkirakan," kata Perry di Jakarta, Selasa (21/6).
Perry mengatakan volume ekspor pada kuartal II-2017 tidak sebaik kuartal sebelumnya, sedangkan investasi nonbangunan belum tumbuh cepat pada periode ini. Meski demikian, kata dia, sektor konsumsi rumah tangga akan sedikit tumbuh pada kuartal II-2017 karena terbantu oleh aktivitas Ramadhan pada Juni.
"Semua trennya naik, tapi kenaikannya tidak setinggi yang kami harapkan. Biasanya konsumsi Q2 bisa 5,1 persen. Itu menunjukkan bahwa masih kuat konsumsi swasta," ujar Perry.
Selain itu, pengeluaran pemerintah diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pada periode ini karena dapat memberikan stimulus bagi perekonomian. "Harapannya dengan stimulus pemerintah lebih cepat, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, karena peningkatan pertumbuhan selama ini dari dua stimulus yaitu konsumsi pemerintah dan ekspor," ucap Perry.
Meski perekonomian pada kuartal II-2017 diperkirakan tumbuh tidak sesuai harapan awal, Perry memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun masih berada pada perkiraan 5 persen-5,2 persen.
"Keseluruhan tahun kami perkiraan 5-5,2 persen. Perkiraan kami di Q3 dan Q4, konsumsi pemerintah melalui belanja lebih cepat bisa menjadi stimulus. Kenaikan investasi swasta khususnya nonbangunan juga berlanjut. Meski ekspor tingkat kenaikannya tidak setinggi harapan," tuturnya.