REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Rabu (7/6), melemah 15 poin menjadi Rp 13.293 per dolar AS. Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan menyusul respons negatif pelaku pasar uang terhadap proyeksi Bank Indonesia mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih rendah dari asumsi pemerintah.
"Pelaku pasar merespons negatif pernyataan Gubernur Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1 sampai 5,5 persen atau lebih rendah dibandingkan asumsi pertumbuhan pemerintah sebesar 5,4 sampai 6,1 persen," katanya, Rabu (7/6).
Para pelaku pasar, menurut dia, juga sedang mencermati sentimen global terutama menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengenai kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat. "Di tengah antisipasi hasil kebijakan FOMC itu, pelaku pasar di dalam negeri cenderung menahan transaksinya sehingga menahan laju rupiah," katanya.
Kendati demikian, ia mengatakan, bahwa dolar AS sedang mendapat tekanan di pasar global menjelang keputusan kebijakan bank sentral Eropa dan testimoni mantan Direktur FBI James Comey.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah relatif sementara menyusul indeks manufaktur Indonesia pada Mei 2017 masih direspons positif oleh pasar, yakni di posisi 50,6.
"Angka di atas 50 mengindikasikan masih adanya ekspansi ekonomi Indonesia," katanya.