Selasa 06 Jun 2017 19:10 WIB

PLN Terbitkan Obligasi dan Sukuk Rp 10 Triliun

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Dua orang karyawan berada di menara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumbawa Barat di Desa Kertasari, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, Kamis (1/6). Untuk mendukung keandalan kelistrikan sektor Tambora (pulau Sumbawa) PLN melanjutkan pembangunan PLTU Sumbawa Barat kapasitas 2x27 MW yang ditargetkan beroperasi akhir tahun 2017 dan PLTU Bima 2x10 MW beroperasi tahun 2018 dengan jaringan transmisi sepanjang 583 kilometer sirkuit (kms) di wilayah pulau Sumbawa.
Foto: Ahmad Subaidi/Antara
Dua orang karyawan berada di menara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumbawa Barat di Desa Kertasari, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, Kamis (1/6). Untuk mendukung keandalan kelistrikan sektor Tambora (pulau Sumbawa) PLN melanjutkan pembangunan PLTU Sumbawa Barat kapasitas 2x27 MW yang ditargetkan beroperasi akhir tahun 2017 dan PLTU Bima 2x10 MW beroperasi tahun 2018 dengan jaringan transmisi sepanjang 583 kilometer sirkuit (kms) di wilayah pulau Sumbawa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan tahap II Obligasi Berkelanjutan dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan, dengan target dana yang dihimpun maksimal sebesar Rp 10 triliun. PUB ini terdiri dari Rp 8 triliun untuk obligasi dan Rp 2 triliun untuk sukuk ijarah.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, PLN akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk setelah dikurangi biaya-biaya emisi, untuk memenuhi kebutuhan investasi PLN dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan Indonesia. Tercatat hingga akhir 2016, PLN menguasai 79 persen dari total kapasitas terpasang pembangkit listrik atau sekitar 43.294 MW.

"Kapasitas tersebut meningkat 3,3 persen dibandingkan 2015 yang mencapai 1.895 MW," ujar Sarwono di Kantor Pusat PLN, kawasan Blok M, Jakarta, Selasa (6/6).

Sarwono menjelaskan, target dana yang akan dihimpun dalam rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan ll Tahap 1 Tahun 2017 sebanyak-banyaknya sebesar Rp 2 triliun yang terdiri dari sebanyaknya Rp 1,6 triliun untuk obligasi dan Rp 400 miliar untuk sukuk ijarah.

PLN Groundbreaking PLTMG 50 MW di Sumbawa

Kedua efek utang tersebut rencananya, masing-masing akan diterbitkan dalam tiga seri yaitu seri A tenor lima tahun, seri B tenor tujuh tahun, dan seri C tenor 10 tahun dan telah mendapat peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Untuk kupon obligasi sendiri, dibagi tiga yaitu tenor 5 tahun kuponnya 7,2 - 7,7 persen, 7 tahun 7,55 - 8,10 persen, dan 10 tahun 7,95 - 8,5 persen.

Perseroan telah menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Securities dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (joint lead underwriter/ JLU). Sedangkan PT Bank Tabungan Negara atau BTN bertindak sebagai wali amanat.

Sesuai rencana, paparan publik (public expose) dilaksanakan pada 6 juni 2017, sedangkan masa penawaran awal (bookbuilding) akan berlangsung pada 6 hingga 15 juni 2017.

"Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada akhir juni 2017. Sedangkan penawaran umum diharapkan berlangsung pada awal bulan yaitu 3 hingga 6 juli 2017 dan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 juli 2017," kata Sarwono.

Pendapatan PLN pada 2016 mencapai Rp 222,8 triliun. Tumbuh 2,5 persen dibandingkan 2015 yang sebesar Rp 217,3 triliun. Laba operasional mencapai Rp 28,8 triliun atau turun 40,3 persen dari Rp 48,3 triliun. Namun demikian, laba bersih PLN meningkat 75,04 persen dari 6 triliun pada tahun 2015 menjadi 10,5 triliun pada tahun 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement