Rabu 24 Oct 2018 00:01 WIB

PLN: Global Bond untuk Kebutuhan Investasi Hingga 2019

Proyek 35 ribu megawatt masih menjadi prioritas ke depan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (12/10).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Perencanaan Korporat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Syofvie Rukman mengatakan salah satu alasan PLN menerbitkan obligasi global adalah untuk kebutuhan pendanaan PLN. Pada kuartal IV-2018 ini hingga Kuartal I-2019, perseroan membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk melakukan investasi.

Meski tak merinci apa saja jenis investasinya, Syofvie mengatakan proyek 35 ribu megawatt (mw) masih menjadi prioritas PLN ke depan. Karena beberapa proyek ada yang harus selesai pada awal 2019, PLN perlu menggenjot pendanaan agar semua proyek selesai sesuai target.

"Investasinya buat apa, macam-macam, yang pasti dana yang terkumpul buat investasi di kuartal IV-2018 dan kuartal I-2019," ujar Syofvie di Kantor Pusat  PLN, Selasa (23/10).

PLN menerbitkan obligasi global senilai 1,5 miliar dolar AS. Direktur Keuangan PLN Sarwono mengatakan langkah penerbitan obligasi ini menambah keuangan PLN untuk melakukan investasi peralatan pembangkit yang masih harus diperoleh dari luar negeri.

Obligasi tersebut diterbitkan dalam mata uang dolar AS dan euro. Obligasi ini terdiri atas tiga seri. Seri pertama senilai 500 juta dolar AS dengan tenor 10 tahun tiga bulan dan bunga 5,375 persen. Seri kedua senilai 500 juta dolar AS dengan tenor 30 tahun tiga bulan dan bunga 6,25 persen. Seri ketiga senilai 500 juta euro dengan tenor tujuh tahun dan bunga 2,875 persen.

Baca juga, PLN Terbitkan Obligasi Global 1,5 Miliar Dolar AS

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement