Senin 05 Jun 2017 17:03 WIB

BTN Bidik Penyaluran Kredit Agunan Rumah Rp 8,82 Triliun

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
 Karyawati melayani nasabah di banking Hall Bank BTN, Jakarta, Kamis (23/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati melayani nasabah di banking Hall Bank BTN, Jakarta, Kamis (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan kredit agunan rumah yang disalurkan hingga akhir 2017 mencapai Rp 8,82 triliun.

Direktur Consumer Banking Bank BTN Handayani mengatakan, di samping berfokus menjadi integrator Program Sejuta Rumah melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi serta KPR non-subsidi, perseroan juga terus menggenjot bisnis pembiayaan ekuitas. Salah satu yang ditingkatkan yakni kredit agunan rumah (KAR).

KAR merupakan fasilitas kredit perumahan non-KPR yang disalurkan Bank BTN. Melalui KAR, masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari Bank BTN untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumsi dengan menjaminkan rumah tinggal, apartemen, rumah toko, atau rumah kantor.

Handayani mengungkapkan, Bank BTN, membidik KAR naik 10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 8,02 triliun pada Desember 2016. Untuk mencapai target tersebut pihaknya terus meningkatkan promosi, termasuk melalui pemberian apresiasi bagi debitur setia perseroan.

"Dalam kesempatan ini, kami menggelar Program Gebyar Uang Tunai bersama Bank BTN khusus untuk mengapresiasi para debitur setia. Targetnya, dari program ini akan ada tambahan kredit senilai Rp 600 miliar,” kata Handayani dalam Pembukaan Program Gebyar Uang Tunai bersama Bank BTN di Menara BTN, Jakarta, Senin (5/6).

Dalam program yang digelar serentak di seluruh Indonesia tersebut, Bank BTN menawarkan produk khusus untuk mengapresiasi para debitur KPR, Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), Kredit Bangun Rumah (KBR), dan KAR yang tercatat lancar mengangsur selama dua tahun terakhir. Ada beragam produk khusus yang ditawarkan hingga 30 Juni 2017, di antaranya, yakni debitur Bank BTN mendapatkan fasilitas kredit tambahan melalui mekanisme kompensasi dan top up dengan KAR BTN.

Pada mekanisme kompensasi, debitur bisa mendapat kredit baru untuk melunasi pinjaman yang lama. Nantinya, selisih antara pinjaman baru dan lama tersebut, bisa diambil dalam bentuk uang tunai. Lalu, untuk mekanisme top up, debitur bisa mendapatkan pinjaman baru dengan nilai sebesar selisih antara plafon kredit lama dengan posisi pinjaman saat ini. Pada kredit baru tersebut, seluruhnya dikenakan suku bunga promo mulai 10,5 persen-11,5 persen.

“Pada program ini, Bank BTN juga menawarkan proses persetujuan yang cepat. Kami pun memberikan diskon biaya provisi dan administrasi sebesar 50 persen, serta jangka waktu pinjaman hingga 15 tahun,” tutur Handayani.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, perseroan juga memberikan fasilitas Kredit Ringan (Kring Prima) khusus bagi debitur KPR dan KPA. Lewat fasilitas ini, debitur bisa mendapatkan pinjaman tambahan maksimal Rp 150 juta dengan jangka waktu paling lama delapan tahun.

Handayani mengungkapkan pada promo fasilitas Kring Prima tersebut, Bank BTN memastikan proses cepat, mudah dan tanpa memerlukan SK Pegawai. Bank BTN juga memberikan diskon biaya provisi dan administrasi sebesar 50 persen.  “Bagi PNS dan karyawan BUMN, kami juga memberikan bunga khusus sebesar 8,25-10,25 persen. Kemudian, bagi pekerja swasta lainnya, bunga yang ditawarkan berkisar 8,75-10,5 persen.” Secara keseluruhan, hingga April 2017, emiten bersandi saham BBTN ini juga telah menyalurkan kredit senilai Rp 170,45 triliun per April 2017 atau tumbuh 18 persen yoy dari Rp144,57 triliun pada April 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement