Ahad 04 Jun 2017 21:39 WIB

212 Mart Tumbuhkan Pelaku Ritel Kecil

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Andi Nur Aminah
Koperasi Syariah 212  meluncurkan minimarket bernama ‘Kita Mart’ di daerah Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (29/3).
Foto: dok.Istimewa
Koperasi Syariah 212 meluncurkan minimarket bernama ‘Kita Mart’ di daerah Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koperasi Syariah 212 dipimpin oleh Syafi'i Antonio mengembangkan ritel yang menganut pola kemitraan dengan warung atau toko milik masyarakat, saling mendukung dan memperkuat ekonomi umat. Menurut Kepala Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah (CIBEST) IPB, Irfan Syauqi Beik, adanya 212 Mart sebagai kemitraan koperasi dengan warung ini dapat mendorong pemberdayaan ekonomi umat yang selama ini tersisihkan oleh jaringan waralaba dan minimarket.

"Harus kita akui bahwa warung-warung milik masyarakat yang mayoritas milik umat tergeser minimarket yang punya jaringan dan modal lebih besar. Maka untuk memberdayakannya, salah satu fokus yang coba digarap apalagi dengan semangat 212 yaitu mengembangkan kemitraan dengan warung-warung," kata Irfan kepada Republika.co.id, Ahad (4/6).

Irfan menuturkan, pola kemitraan sangat tepat untuk pengembangan warung dan usaha toko pelaku UMKM. Apalagi pelaku UMKM banyak bermain di bisnis ritel.

Sementara itu secara umum ia menilai pertumbuhan koperasi syariah masih tetap tumbuh cukup baik, meskipun masih dalam tren perlambatan dari melemahnya ekonomi pada tahun lalu. Namun ia menegaskan hal tersebut tidak hanya berlaku bagi pemain kecil seperti koperasi syariah, namun juga industri perbankan.

Sebelumnya pada Sabtu (3/6), Koperasi Syariah 212 meluncurkan minimarket perdananya di Kota Bogor, Jawa Barat bernama 212 Mart. Minimarket ini menjual aneka produk, salah satunya hasil produksi UMKM.

Pembangunan 212 Mart selain memudahkan umat Muslim berbelanja secara halal, juga untuk membina para anggota yang sudah memproduksi produk untuk dikembangkan dan punya pasar. Selama ini, masyarakat Indonesia menjadi pangsa pasar produk luar, sedangkan produk UMKM karya anak bangsa sulit bersaing di pasar modern. "212 Mart membantu pelaku UMKM memasarkan produknya, jadi kita bisa mengembangkan produk anak bangsa," kata Nurhasanah, Panitia 212 Mart.

Koperasi Syariah 212 dipimpin oleh Syafi'i Antonio mengembangkan ritel yang menganut pola kemitraan dengan warung atau toko milik masyarakat, saling mendukung dan memperkuat ekonomi umat.  Perbedaan antara 212 Mart dengan minimarket konvensional adalah pendirian minimarket tersebut melalui dana kolektif umat.

Butuh Rp 900 juta untuk membangun satu minimarket. "Ke depan akan ada 212 Mart setiap kecamatan. Saat ini baru ada dua 212 Mart, satu di wilayah Kabupaten Bogor, dan sekarang baru buka di Kota Bogor," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement