REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan akan mengkaji wacana redenominasi rupiah yang digulirkan oleh Bank Indonesia. Ia mengatakan redenominasi merupakan hal yang jarang dilakukan oleh negara lain.
Meski redenominasi menjadi prioritas pemerintah yang akan didorong pada Prolegnas tahun depan, ia menjelaskan, BPS masih belum diajak berbincang oleh pemerintah secara resmi.
"Ini kan jarang dilakukan, saya belum pernah liat paper yang meneliti ini sih. Coba tanya sama teman-teman BI ya," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jumat (2/6).
Ia mengatakan pihaknya akan berdiskusi dengan Bank Indonesia mengenai redenominasi rupiah. Namun, dilihat dari konsep yang digulirkan BI, redominasi dinilainya tak akan berpengaruh pada inflasi. Ia juga akan mencoba mencari kajian ini di negara lain.
"Kita kan bisa coba teliti di negara lain, ada kajian akademis nggak, ini kan kasus yang agak jarang, mungkin nanti saya diskusi dulu sama teman-teman BI deh ya," ujar Suhariyanto.
Namun, ia menggarisbawahi wacana ini tidak bisa berjalan baik jika pemerintah tidak bisa menyampaikan maksud kepada masyarakat. Menurutnya, masyarakat perlu diberikan sosialisasi dan pemahaman yang memadai terkait redenominasi agar bisa diterima.
"Sekarang bukan siap nggak siap, bagi yang yang penting sosialisasi yang baik," ujar Suhariyanto.