REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Naiknya harga pangan pada bulan Ramadhan dinilai akan berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, efeknya terhadap harga saham tidak akan terlalu signifikan.
Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai, inflasi selama bulan Ramadhan akan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG. ''Karena inflasi di Indonesia selalu berpusat pada akhir tahun dan Lebaran,'' kata David, saat dihubungi, Selasa (30/5).
Sektor yang akan terdampak biasanya adalah konsumer dan agribisnis. Harga daging, cabai ,dan kebutuhan pangan lainnya kerap melonjak saat Ramadhan. Namun, sejauh mana IHSG akan terseret, David menyatakan trennya selama ini tidak bergerak ekstrem.
Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistiyaningsih berpendapat lain, naiknya harga -harga saat Ramadhan tidak berdampak terhadap indeks saham. Meski IHSG saat bulan puasa agak menurun, tetapi itu lebih karena transaksi yang turun, bukan karena inflasi.
''Jika laporan keuangan untuk kuartal II di bulan Agustus, baru pasar akan bereaksi. Apakah penjualan in line under atau above expectation,'' kata Lana.
Di sisi lain, sentimen terhadap Pemilu Inggris dan Italia pun juga tidak memberikan dampak berarti bagi pasar. Sebab, bulan Mei biasanya lebih banyak siklus pelemahan, karena pasar memang sepi.
''Ada yang jual sedikit IHSG pasti turun. Ini siklus musiman,'' ujar dia.