REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peledakan bom di Kampung Melayu Jakarta, pada Rabu, (24/5), dinilai tidak akan berpengaruh signifikan pada pergerakan rupiah. Pasalnya, pemerintah dan aparat dapat segera mengendalikan kondisi pasca ledakan.
"Pergerakan rupiah tidak banyak dipengaruhi ledakan," ujar ujar Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi kepada Republika, Jumat, (26/5). Ia menambahkan, peristiwa pemboman ini tidak membuat pemerintahan Presiden Joko Widodo jatuh.
Kurs rupiah pada hari ini, Jumat (26/5), dibuka melemah sebesar 26 poin atau 0,20 persen ke posisi Rp 13.308 per dolar AS pada awal perdagangan. Sebelumnya pada Rabu (24/5) lalu, rupiah ditutup dengan kondisi terdepresiasi 0,09 persen atau 12 poin ke level Rp 13.311 per dolar AS setelah diperdagangkan di kisaran Rp 13.301 sampai Rp 13.328 per dolar AS.
Meski begitu, Eric menyatakan, kalau pun ada dampak negatif, maka sifatnya hanya sementara atau berjangka pendek. "Selama tidak terjadi pergantian rezim dengan cara tidak wajar misalnya kudeta atau revolusi. Maka goncangan politik dan keamanan masih bisa ditangani pemerintah," jelas Eric.