REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Erick Thohir menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden komisaris PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Menurut Erick sebagai pribadi ia memiliki fokus dalam berbagai bidang, bukan hanya untuk korporasi tapi juga bagi negara.
"Keputusan ini cukup berat. Perlu konsentrasi yang lebih menghadapi tantangan yang up down selama 2017," ujar tokoh yang juga bos Mahaka Media ini dalam RUPST VIVA, di Jakarta, Rabu (24/5).
Erick juga memimpin ANTV sebagai Direktur Utama PT Intermedia Capital Tbk yang merupakan anak usaha dari VIVA. Selain itu, Presiden klub Inter Milan ini juga menjabat sebagai Komite Olimpiade Indonesia dengan sederet tugas penting diembannya.
"Sampai 2018 saya diminta fokus ke Asian Games. Ini tugas negara, saya tidak ingin mengecewakan bangsa Indonesia," tuturnya.
Kepada semua stakeholder VIVA, ia mengaku tetap membuka jalur komunikasi jika diperlukan. "Tidak kemana-mana, masih di sebelah kantornya, masih boleh mampir," ujarnya.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan VIVA mengangkat Rosan Perkasa Roeslani menggantikan posisi Erick. Pada 19 Januari 2017, perseroan telah menerima surat pengunduran diri Erick dari jabatannya sebagai presiden komisaris.
Mengacu pada Ketentuan Pasal 16 Ayat 7 dari Anggaran Dasar Perseroan dan UUPT, perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri dari anggota dewan komisaris paling lambat 90 hari setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut. Dengan demikian, keputusan tersebut sah dan efektif sejak tanggal 19 April 2017.