REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menggandeng Kanada untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal di Indonesia, termasuk perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat miskin. Sebagai langkah awal, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Kedutaan Besar Kanada meresmikan dua proyek bertajuk Dukungan Nasional untuk Iklim Investasi Lokal (NSLIC) dan Dukungan Nasional untuk Peningkatan Pengembangan Ekonomi Lokal dan Regional (NSELRED). Proyek ini bernilai 18 juta dolar Kanada atau setara dengan Rp 177,6 miliar.
Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan, proyek yang sebagian besar implementasinya untuk pengembangan ekonomi lokal ini akan dilangsungkan hingga 2020 mendatang. Awalnya, proyek ini mulai berjalan sejak akhir 2016 lalu di Sulawesi Selatan dan Gorontalo.
Proyek NSLIC dan NSELRED ini, lanjut Bambang, memberikan dukungan bagi daerah-daetah di Indonesia yang menjadi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPMN) 2015-2019 di 39 pusat-pusat pertumbuhan kawasan baru.
Bambang menjelaskan, fokus proyek yang melibatkan pemerintah Kanada ini di antaranya pengembangan iklim usaha dan pengembangan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). "Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi di daerah. Tujuannya meningkatkan lapangan kerja, nantinya bisa mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Mempersempit kesenjangan," jelas Bambang, Selasa (23/5).
Bambang menjelaskan, terdapat lima hal yang membuat pengembangan ekonomi lokal begitu penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Pertama, sebutnya, adalah pengembangan ekonomi lokal menjadi penopang utama kinerja perekonomian nasional. Menurutnya, jika roda pergerakan ekonomi lokal terus maju, maka perekonomian nasional dengan sendirinya akan terus tumbuh. Kedua, perputaran kegiatan ekonomi daerah akan memerlukan tambahan tenaga kerja dan sekaligus akan memperluas kesempatan kerja.
Faktor ketiga, lanjut Bambang, ekonomi lokal yang bergerak dan terus tumbuh akan menciptakan nilai tambah dan pendapatan terutama bagi masyarakat miskin. Sementara faktor keempat adalah perputaran kegiatan ekonomi di daerah akan memberikan ruang yang lebih luas bagi pelaku UMKM. Terakhir, Bambang menjelaskan, daerah dengan ekonomi maju akan menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi skala nasional.
Kucuran dana sebesar Rp 177,6 miliar ini nantinya akan digunakan untuk pengembangan sentra produksi baik untuk pertanian, perkebunan, industri pengolahan, atau pariwisata. Tak hanya itu, pembangunan juga dilakukan untuk fasilitas listrik, air bersih, jalan, transportasi, dan jaringan komunikasi.
Duta Besar Kanada untuk Indonesia Peter MacArthur mejelaskan bahwa program kerja sama antara Kanada dan Indonesia ini dilaksanakan oleh Cowater International. Kanada, lanjutnya, telah mendukung pembangunan di Indonesia sejak 1954. Hingga kini, paling tidak sudah dikucurkan 2 miliar dolar Kanada ataus etara dengan Rp 20 triliun untuk pembangunan kerja sama pengurangan kemiskinan.