Ahad 21 May 2017 17:15 WIB

Diversifikasi Layanan, BSM Luncurkan Kembali BSM Oto

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
 Petugas melayani nasbah di kantor layanan Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Ahad (7/5)
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas melayani nasbah di kantor layanan Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Ahad (7/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memberikan nasabah layanan variatif, Bank Syariah Mandiri (BSM) meluncurkan kembali produk pembiayaan kendaraan roda empat, BSM Oto. Produk menyasar segmen pasar yang sudah dikuasai BSM (captive market) dengan sinergi Mandiri Group.

Senior Executive Vice President (SEVP) BSM, Niken Andonowarih menjelaskan, tiga bulan lalu BSM meluncurkan kembali BSM Oto. Menyadari tuntutan konsumen pembiayaan kendaraan adalah kecepatan proses dan margin kompetitif, BSM meluncurkan kembali produk ini.

Untuk produk ini, BSM menyasar captive market dengan menawarkan mobil baru yang kualitas pembiayaan (NPF) bisa terjaga dan merek selektif karena ada merek-merek kendaraan yang harga jual kembalinya tetap bagus. Harga kenadaraan yang dibiayai antara Rp 200 -500 juta, ada yang mewah tapi sangat terbatas. ''Kami jaga ini sehingga alhamdulillah portofolio yang kami miliki sama baiknya dengan induk,'' ungkap Niken di Kantor BSM, Ahad (21/5).

Saat ini BSM Oto sudah ditawarkan di Jabodetabek dan akan segera menyusul di Surabaya dan di seluruh kota-kota besar. Meski masih dalam masa percobaan, BSM Oto akan jadi penyumbang bagi bisnis BSM dengan risiko yang bisa dimitagasi.

''Kami tetap fokus di lima produk unggulan, tapi tetap maju juga dengan produk yang lain semisal implant dan BSM Oto ini,'' kata Niken.

Niken bersyukur BSM juga berkerja sama dengan sesama anak Bank Mandiri, Mandiri Tunas Finance dan akan mengusul Mandiri Utama Finance. ''Produknya milik BSM dan dibantu MTF dan MUF. Jadi kami jual produk BSM Oto yang layanannya tidak kalah dengan multifinance dan di sisi margin juga kompetitif,'' ungkap Niken.

Sebagaimana pembiayaan lain, BSM tetap selektif baik dari sisi kebijakan dan penilaian kelaikan pembiayaan (scoring) yang dibantu induk. Bukan berarti kalau ada nasabah mau langsung diberi, tapi tergantung hasil scoring.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement