REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasional BJB Syariah Hamara Adam menyebut bisnis perbankan syariah di Indonesia masih terbilang balita. Sehingga, kata dia, diperlukan strategi ekstra agar bisa mengembangkan bisnis tersebut.
Menurut Hamara, dukungan dari para pegiat syariah sangat diharapkan untuk menunjang perkembangan perbankan syariah di Tanah Air. "Kami imbau agar jumlah perguruan tinggi yang memiliki prodi ekonomi syariah diperbanyak. selain itu, yang tak kalah penting harus ada dukungan nyata dari BI dan OJK," kata Hamara dalam wawancara khusus bersama Republika.co.id, akhir pekan lalu.
Dia mengatakan, BJB Syariah kini sudah memiliki produk yang bisa diandalkan dan menjadi pembeda dari bank lain, yakni tabungan jemput maslahah. Artinya, customer tidak harus selalu datang ke bank atau customer service (CS) untuk melakukan transaksi.
"Dengan kesibukan yang dimiliki customer, kami akan jemput mereka. Semua aktivitas juga bisa langsung diakses lewat perangkat tablet. Akan kami kembangkan untuk pelayanan lainnya," tutur Hamara.
Lebih lanjut Hamara menuturkan, sebelum IT berkembang lebih baik, BJB Syariah akan menggunakan layanan-layanan di kantor Bank BJB konvensional dengan mengadakan suatu kerja sama dalam pengembangan jaringan. Sehingga customer BJB Syariah, kata dia, bisa melakukan setor dan tarik tunai dari mana saja.
Kedepannya, lanjut dia, BJB Syariah dipastikan akan melakukan inovasi produk, dan memperbaiki jaringan IT. "Ketergantungan kepada vendor IT akan kita minimkan," kata Hamara menegaskan.