REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi meminta para operator bandara dan para pelaku industri kargo untuk bisa menambah volume kargo udara internasional. Pada tahun kemarin, Budi mengatakan jumlah kargo internasional Indonesia mengalami penurunan sebesar 9,47 persen.
Budi mengatakan meski pada kargo internasional mengalami penurunan, namun kargo domestik mengalami kenaikan sebesar 68,4 persen. Ia mengatakan secara nasional layanan kargo Indonesia meningkat, namun secara internasional mengalami stagnan.
“Salah satu penyebab kurang berkembangnya industri kargo ini karena masih minimnya pemain di angkutan kargo. Berdasarkan data, ada 3 maskapai yang khusus berbisnis di sektor ini, yakni Myindo, Cardig Air dan TriMG,” ujar Budi dalam keterangan tertulisnya.
Budi menjelaskan industri kargo berkaitan dengan ekspor-impor. Untuk itu, Ia menghimbau operator bandara, operator airline dan pelaku usaha cargo untuk aktif mencari tahu kebutuhan barang-barang di negara tujuan.
“Industri kargo ini harus kita beri perhatian, karena bisa mendatangkan devisa bagi negara. Kalau kita ingin mendapat suatu besaran yang signifikan, kita harus mengekspor barang ke negara-negara tujuan seperti Cina, Arab, Eropa," ujar Budi.
Budi mengatakan volume kargo udara dari China ke Indonesia itu positif, tetapi dari Indonesia ke China itu negatif. Oleh karena itu, pelaku usaha di Indonesia harus mencari tahu barang-barang apa yang dibutuhkan di negara tujuan, agar volume barang yang diekspor meningkat.
Ia mengatakan operator bandara harus memberikan kemudahan dan fasilitas yang lebih baik bagi dunia kargo agar apa yang dilakukan saat ini dapat memberikan output yang baik.