REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak memisahkan diri (spin off) dari Bank BJB pada tahun 2010, aset BJB Syariah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Dari sebelum spin off, nilai aset yang dimiliki BJB Syariah sebesar Rp 1 triliun, kini pada 2017 total aset BJB Syariah sudah mencapai kurang lebih Rp 7,5 triliun.
Direktur Operasional BJB Syariah Hamara Adam dalam wawancara dengan Republika.co.id menyampaikan selain aset, BJB Syariah pun mengalami perkembangan lebih baik dari berbagai aspek. Baik dari segi sumber daya insani (SDI), produk, layanan, pembiayaan, dan pendanaan.
"Kami akan terus berinovasi untuk bisa bersaing dengan bank syariah lainnya," ujar Hamara.
Selain prestasi tersebut, Humara mengatakan, pada tahun ini BJB Syariah sedang melakukan relokasi gedung karena sebagian gedung sudah habis masa kontrak, dan sebagian ada yang pindah ke gedung yang baru. "Kantor cabang penuh di Bogor, Cirebon dan beberapa cabang pembantu yang habis kontrak bangunannya tahun ini dan tahun depan," jelas Humara.
BJB Syariah yang baru melaksanakan Milad pada 6 Mei kemarin, juga dibantu penuh oleh pemegang saham pengendali (PSP) yakni Bank BJB. Selaku pemegang saham, BJB Syariah diberi kemudahan dengan tersedianyasistem house to house.
"Dengan sistem house to house ini nasabah tabungan BJB Syariah atau nasabah giro bisa transaksi di Bank BJB," ujar Hamara.
Pada tahun ini, lanjut Hamara, tidak ada penambahan kantor cabang penuh. Saat ini, menurutnya, selain kantor pusat yang terletak di Jalan Braga, Bandung, BJB Syariah sudah mengoperasikan 8 kantor cabang penuh.
Dari delapan kantor cabang penuh ini, dua diantaranya berlokasi di Bandung. Sedangkan lainnya berada di Serang, Jakarta, Cirebon, Tasikmalaya dan Bekasi.
"Kami juga memiliki 58 kantor cabang pembantu, dua gerai dan kantor kas. Seluruhan ada 60 outlet Bank BJBS untuk layani masyarakat di wilayah Jabar dan Banten. Kami penguatan dulu di Jabar dan Banten," ujar dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
