REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para pengrajin dan pengusaha rotan maupun mebel yang tergabung dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mendeklarasikan 16 Mei sebagai Hari Mebel Indonesia (HMI), Selasa (16/5). Mereka pun berharap agar pemerintah dan masyarakat menggunakan mebel dan kerajinan Indonesia.
Deklarasi dilakukan di Lapangan Garuda, Desa Tegalwangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Bersama jajaran direksi BUMN maupun BUMD, deklarasi HMI tersebut dilakukan diatas kursi Rotan Raksasa buatan Cirebon.
‘’Ini hari bersejarah untuk pengrajin maupun pengusaha rotan dan mebel,’’ kata Ketua HIMKI Pusat, Soenoto.
Soenoto mengatakan, Cirebon dipilih sebagai tempat deklarasi karena dikenal dengan industri rotan terbesar dan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Sedangkan penetapan HMI pada 16 Mei mengacu pada berat kursi rotan raksasa yang mencapai 1.605 kg dengan lebar delapan meter dan tinggi 12 meter.
Soenoto menegaskan, penetapan HMI dimaksudkan untuk memberikan semangat secara nasional untuk mencintai produk dalam negeri, terutama mebel dan kerajinan. Selain itu, mengajak seluruh instansi pemerintah agar memberikan contoh dalam penggunaan produk mebel dan kerajinan Indonesia.
Soenoto menjelaskan, mayoritas anggota HIMKI adalah pelaku usaha kecil menengah (UKM). Karena itu, dibutuhkan dukungan pemerintah untuk membantu UKM.
‘’Produksi dalam negeri bisa ditingkatkan dengan meminta semua instansi yang memperoleh alokasi APBN maupun pihak swasta, seperti pengelola hotel, mal, hingga sekolah, menggunakan mebel dan kerajinan Indonesia,’’ tutur Soenoto.
Soenoto mengungkapkan, Indonesia merupakan produsen mebel terbesar di dunia yang didukung sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang melimpah. Namun, konsumsi mebel di dalam negeri masih rendah hingga ekspor mebel Indonesia juga masih rendah.
‘’Nilai ekspor mebel Indonesia hanya sekitar 1,2 miliar dolar per tahun dari target 5 miliar dolar. Bandingkan dengan Vietnam yang mencapai 6 miliar dolar per tahun,’’ kata Soenoto.