REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Perwakilan Surabaya mewaspadai tren kenaikan harga bawang putih dan telur ayam menjelang Ramadhan dan Lebaran 2017. Dua komoditas tersebut tercatat mengalami kenaikan harga cukup signifikan.
Kepala KPPU Perwakilan Surabaya, Aru Armando, mengatakan, pada April 2017, harga bawang putih rata-rata Rp 35 ribu per kilogram, saat ini harganya naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram.
"Bahkan temuan kami ada yang menjual Rp 80 ribu per kilogram, tapi kemudian kami sampaikan kepada pelaku usaha tersebut agar disesuaikan dengan harga pasar dan dia mau menurunkan harganya. Saat ini kondisi di angka Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per kilogram," kata Aru dalam konferensi pers di kantor KPPU Surabaya, Selasa (16/5).
Di samping itu, pada 8 April pemerintah telah mengumpulkan para importir bawang putih agar tidak menjual komoditas tersebut terlalu tinggi. Sementara untuk telur ayam, KPPU telah turun mengecek pasokan telur ayam dari pusat produsen di Blitar pada April 2017. Saat itu, harga tingkat petani masih Rp 16 ribu per kilogram.
"Saat ini, di tingkat konsumen sudah tembus Rp 22.500 per kilogram. Kalau per daerah harganya beragam, kami ambil angka rata-rata. Kami akan menganalisis penyebab harga dua komoditas ini. Kalau telur ayam kan pusatnya di Blitar, kalau bawang putih kan impor," ujarnya.
Di samping itu, pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk tiga komoditas. Masing-masing gula pasir Rp 12.500 per kilogram, minyak goreng curah Rp 11 ribu per liter, dan daging beku Rp 80 ribu per kilogram.
"Hasil pantauan KPPU terutama di toko ritel modern sudah melaksanakan ketetapan Menteri Perdagangan. Cuma khusus Jatim ada kebijakan Pemprov larangan daging impor sehingga HET daging beku tidak berlaku untuk wilayah Jatim. Hasil pantauan kami harga daging sapi relatif stabil di Rp 105 ribu sampai Rp 110 ribu per kilogram. Data Dinas Peternakan Jatim jumlah pasokan atau suplai sapi potong masih cukup bahkan surplus," ungkap Aru.
KPPU juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) gabungan bersama Polres Tanjung Perak di Pasar Babagan, Selasa pagi. Hasilnya, Aru menyatakan harga komoditas masih sesuai dengan HET. Minyak goreng di Pasar Babagan dijual seharga Rp 11.500 dan gula pasir Rp 12.500. Menurutnya, harga minyak goreng dan gula pasir di toko ritel modern sudah sesuai dengan HET, sementara di pasar tradisionap terdapat selisih Rp 500 sampai Rp 1.000 per kilogram.
"HET tiga komoditas akan sangat membantu masyarakat supaya mendapat komoditas strategis dengan harga terjaga. Karena Jatim sempat mengalami harga gula Rp 18 ribu padahal sentra gula," ucapnya.
Kebijakan HET tersebut, ujarnya, tidak berlaku musiman melainkan akan ditinjau kembali pada September 2017. Tujuannya agar masyarakat tidak melakukan panic buying dan menimbun bahan pangan. Kebijakan HET tersebut juga telah mempertimbangkan sisi keuntungan produsen dan pelaku usaha.
Berdasarkan hasil studi pasar yang dilakukan KPPU terhadap 11 komoditas juga menunjukkan stok masih terkendali. Di samping itu, Satgas Pangan telah melakukan koordinasi intensif dengan Polda. Nantinya, dua pekan sekali ada konferensi video antara satgas pangan daerah dan satgas pangan pusat untuk mengevaluasi upaya pengendalian harga pangan.
Berdasarkan data prognosa pertanian di Jatim, produksi beras pada Juni 2017 sebanyak 1,03 juta ton. Tingkat konsumsi waga Jatim sebanyak 297 ribu ton per bulan. Sehingga beras di Jatim surplus 732 ribu ton. Sementara itu, stok beras di gudang Bulog pada April 2017 sebanyak 531 ribu ton yang tersebar di 364 gudang di Jatim.
Sedangkan komoditas gula pasir, berdasarkan data dari pabrik gula di Jatim, stok April 2017 sebanyak 200 ribu ton dengan konsumsi 50 ribu ton per bulan sehingga Jatim surplus gula 150 ribu ton. Sementara berdasarkan data dari gudang Bulog, stok gula bulan April sebanyak 174 ribu ton yang terdapat di gudang Bulog, Buduran, Sidoarjo.
Komoditas lainnya, pada Juni 2017, stok daging sapi dipredikasi surplus 23 ribu ton, telur ayam surplus 148 ribu ton, dan daging ayam surplus 48 ribu ton. Selain itu, minyak goreng surplus 25 ribu ton dan tepung terigu surplus 18 ribu ton. Namun, Jatim mengalami kekurangan kedelai sebanyak 18 ribu ton dan defisit bawang putih 4.000 ton.
"Beras di Jatim 530 ribu ton dengan kebutuhan 42 ribu ton jadi sangat cukup sekali. Tugas kita untuk distribusi bahan pokok ke 17 provinsi di Indonesia," kata Gubernur Jatim Soekarwo seusai Rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jatim di Hotel Shangri La Surabaya, Rabu (19/4).