Selasa 16 May 2017 15:41 WIB

Uni Eropa Kucurkan Bantuan Rp 75,5 Miliar untuk Indonesia

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Duta Besar Uni Eropa Vincent Guerent memberikan Blue Book Indonesia dan Uni Eropa kepada perwakilan Bappenas dan Kementerian Pemberdayaan Perenpuan di Hotel Le Merredien, Jkaarta, Selasa (16/5).
Foto: Intan Pratiwi/Republika
Duta Besar Uni Eropa Vincent Guerent memberikan Blue Book Indonesia dan Uni Eropa kepada perwakilan Bappenas dan Kementerian Pemberdayaan Perenpuan di Hotel Le Merredien, Jkaarta, Selasa (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa mengucurkan dana bantuan sekitar Rp 75,5 miliar untuk pembangunan berkelanjutan kepada Indonesia sesuai dengan prinsip mencapai pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Sepanjang 2016, Uni Eropa Uni Eropa adaIah pemberi dana bantuan pembangunan terbesar di dunia, dengan nilai angka bantuan yang tertinggi hingga hari ini.

Bantuan senilai 75,5 miliar euro seIama tahun 2016 tersebut menunjukkan komitmen Uni Eropa untuk mendukung pembangunan, khususnya SDGs.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guérend mengatakan Kerjasama pembangunan merupakan sebuah penegasan dari komitmen kuat Uni Eropa daIam menghadapi dua dari tantangan terbesar dunia: menghapus kemiskinan dan mencapai pembangunan berkeIanjutan. Ia mengatakan, pihak Uni Eropa sudah mensupport Indonesia dalam beberapa sektor untuk bisa mengentaskan Indonesia dari keterpurukan.

"Kami telah menyasar bidang hak asasi manusia, tata pemerintahan yang baik, pendidikan, kehutanan dan penggunaan Iahan, serta perubahan iinm. Uni Eropa juga telah mendukung perdagangan, pembangunan ekonomi, dan pelayanan kesehatan,” ujar Vincent dalam kata sambutannya saat peluncuran EU Indonesia Blue Book 2017 di Hotel Le Merredien, Selasa (16/5).

Tema utama dari EU Indonesia Blue Book 2017 -kesetaraan gender melambangkan dukungan Uni Eropa untuk pemberdayaan perempuan, baik secara ekonomi dan politik, sorta perjuangan meiawan kekerasan berbasis gender dan penerapan kebijakan berorientasi gender -sesuai dengan SDGS: mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.

Ia mengatakan Kesetaraan gender membuat perempuan mampu berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat -baik di bidang poiitik, ekonomi, maupun sosial dan meningkatkan kemampuan mereka untuk memajukan masyarakat di sekitar mereka. Hal ini bukan hanya sekedar masalah keadilan sosial dan perdamalan. Tetapi juga tentang ekonomi cerdas (smart economics).

Vincent menjelaskan partisipasi perempuan dalam ekonomi sangat penting dalam pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi. Olen karena itu, Uni Eropa berkomitmen sepenuhnya untuk mendukung lndonesia dalam membangun sebuah lingkungan yang memadai unluk pemenuhan hak perempuan dan anak-anak perempuan serta untuk mencapal peningkatan yang nyala dalam hal kesetaraan gender.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement