Senin 15 May 2017 13:35 WIB

India Boikot Kesepakatan Jalur Sutra Baru Cina

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Peta one belt one road, obor yang merupakan jalur sutra baru dinisiasi Cina
Foto: linkedin
Peta one belt one road, obor yang merupakan jalur sutra baru dinisiasi Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah India memberi sinyal enggan menyepakati proyek one belt one road atau yang lebih dikenal dengan jalur sutra baru yang diusung pemerintah Cina. Sebab, proyek ini dinilai India akan mengganggu dan seakan tidak menghormati kedaulatan serta integritas teritorial yang nantinya digunakan dalam koridor ekonomi Cina-Pakistan.

Dilansir berita NDTV, Senin (15/5), yang menyadur dari salah satu media lokal Cina, meski India cenderung melakukan boikot atas usulan koridor ini, hal tersebut tidak akan mempengaruhi kerja sama pembangunan infrastruktur di antara negara-negara tetangganya.

"India baru-baru ini mengeluarkan sebuah pernyataan resmi yang mengatakan bahwa tidak akan menjadi bagian dari inisiatif One Belt and One Road (Belt and Road), hal tersebut tidak akan mempengaruhi kecenderungan kerja sama dalam pembangunan infrastruktur di antara negara tetangga," kata media lokal Cina disadur dari Global Times.

India sangat khawatir dengan Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC) yang menjadi kunci dari one belt one road (OBOR). Proyek ini akan memperbaiki kondisi jalur dan infrastruktur dari negara-negara yang berada di jalur tersebut atau dikatakan sebagai jalur sutra baru.

Namun, Cina tidak pernah memaksa negara manapun untuk berpartisiasi dalam OBOR jika memang mereka menganggap bahwa proyek ini akan merugikan. Hal itu termasuk pada Pemerintah India yang masih berselisih dengan Pakistan atas kawasan di Kashmir. Sebab, CPEC tidak akan mengubah status apapun untuk kawasan tersebut.

Pada Sabtu (15/5), Pakistan dan Cina menandatangani kesepakatan baru senilai hampir 500 juta dolar AS, meliputi pembangunan bandara, pelabuhan, dan jalan raya. Hal itu akan membebani utang Pakistan yang mencapai puncaknya sekitar 5 miliar dolar AS pada 2022. Namun, hal ini akan diimbangi dengan biaya transit yang dikenakan di CPEC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement