Rabu 10 May 2017 15:23 WIB

Pemerintah Maksimalkan Penggunaan Panel Surya Listriki Pulau Terluar

Red: Nur Aini
Pekerja mengecekan terhadap panel surya di pembangkit Listrik Tenag Surya di Pulau Minagas, Sulut, Senin (18/4).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja mengecekan terhadap panel surya di pembangkit Listrik Tenag Surya di Pulau Minagas, Sulut, Senin (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan akan memaksimalkan tenaga panel surya untuk sumber energi pada daerah pulau terluar, terjauh, dan terdalam (3T).

"Solar system atau panel surya akan dimaksimalkan untuk bisa digunakan di darah 3T," kata Luhut usai menghadiri konferensi Asosiasi Poros Samudera Hindia (IORA) di Jakarta, Rabu (10/5).

Menurutnya hal tersebut lebih efisien mengingat infrastruktur yang tersedia belum memungkinkan untuk dijangkau sumber pembangkit energi lainnya. Hal tersebut mendukung pernyataan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang ingin merealisasikan sebaran pembangkit tenaga surya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyebutkan sebanyak 2.500 desa terpencil di Indonesia akan dipasangkan panel surya untuk mengalirkan listrik. "Targetnya pada 2019 sampai 2020 setidaknya 2.500 desa harus sudah terang teraliri listrik," kata Menteri ESDM ketika menjadi pembicara di Konferensi Energi Indonesia di salah satu hotel di Jakarta, Selasa (11/4). Hal ini merupakan salah satu implementasi dari pencabutan subsidi listrik untuk 900 volt ampere (VA) yang dialihkan untuk pengadaan perlengkapan panel surya.

Jonan menyebutkan saat ini setidaknya sebanyak 10 ribu desa atau 15 juta penduduk masih belum menerima aliran listrik dengan alasan tersebut Mantan Menteri Perhubungan mengatakan bahwa program ini harus terealisasi. Dengan adanya panel Surya diharapkan dapat menambah daya listrik sebesar 20 ribu Megawatt pada 2019. Program tersebut berdasarkan Peraturan Presiden untuk memasang panel surya.

Dalam Peraturan Presiden tersebut tertulis bahwa harus bisa mengaliri sebanyak 2.500 desa dengan menggunakan panel Surya sebagai ganti alokasi pencabutan anggaran subsidi listrik. Pada acara konferensi tersebut, ia menyampaikan bahwa sektor energi merupakan salah satu pondasi dalam penggerak ekonomi nasional. Saat ini energi serta minyak dan gas bumi (migas) tidak lagi memberikan masukan yang besar bagi negara. Menteri ESDM mengatakan dengan tercapainya kemandirian energi dan energi yang berkeadilan maka kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement