Selasa 09 May 2017 15:24 WIB

Rencana Bank Malaysia Beli Saham Bukopin Syariah Terganjal Regulasi

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nidia Zuraya
Seorang karyawati tengah menghitung uang di Banking Hall Bank Syariah Bukopin, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang karyawati tengah menghitung uang di Banking Hall Bank Syariah Bukopin, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Bank asal Malaysia, Affin Bank untuk membeli saham Bank Syariah Bukopin (BSB) terganjal masalah regulasi. Direktur Utama PT Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, Affin Bank berencana membeli 40 persen saham milik BSB.

Menurut dia, Affin Bank ingin menjadi pemegang saham mayoritas di BSB. ''Ini yang menghambat dari regulasi Malaysia sendiri. Kita sih nggak masalah,'' kata Glen, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Selasa (9/5).

Glen menjelaskan, untuk menjadi pemegang saham mayoritas, maksimal memiliki 40 persen saham. Oleh karena itu, ia mengatakan Bank Bukopin terus mencari jalan keluar agar kerja sama Affin Bank dan BSB bisa terwujud.

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan melibatkan pihak ketiga. Namun BSB keberatan karena mengakibatkan banyak pihak yang terlibat. ''Tapi kita terus membuka komunikasi sampai saat ini,'' jelasnya.

Bank Bukopin merupakan pemegang saham pengendali Bank Syariah Bukopin dengan memiliki 90,6 persen saham. Sebelumnya, Bank Syariah Bukopin mengaku didekati beberapa investor.

Beberapa investor yang sedang melakukan pendekatan dengan Bukopin Syariah ini utamanya berasal dari Malaysia dan negara semenanjung Arab. Tapi, Glen mengaku belum ada pembicaraan dengan investor asal semenanjung Arab apalagi Qatar.

Affin bank disebut -sebut sudah beberapa kali mengirimkan surat terkait dengan minat untuk masuk sebagai investor strategis. Dengan adanya investor baru ini diharapkan bisa mengembangkan bisnis Bank Syariah Bukopin ke depan lebih baik.

Glen menambahkan, untuk Bank Bukopin menggelontorkan modal sebesar Rp 100 miliar per tahun, dengan komposisi 96 persen dimiliki Bank Bukopin. Hanya saja, BSB belum bisa masuk Buku IV, karena modal yang dimiliki saat ini baru Rp 800 miliar.

Sementara untuk bisa masuk buku IV harus memiliki modal setidaknya Rp 1 triliun. ''Mudah -mudahan tahun depan bisa masuk,'' ujar Glen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement