Kamis 04 May 2017 02:27 WIB

Menko Darmin Pastikan Harga Pangan Terjaga Hadapi Puasa

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
 Seorang pedagang daging sedang memotong rusuk-rusuk sapi di pasar Jatinegara Jakarta, Ahad (30/4).
Foto: Republika / Darmawan
Seorang pedagang daging sedang memotong rusuk-rusuk sapi di pasar Jatinegara Jakarta, Ahad (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah menegaskan bisa menjaga harga bahan pangan menjelang Bulan Puasa dan Lebaran tahun ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, pemerintah terus mengamati pergerakan harga bahan pokok di setiap daerah.

Menurutnya, menjelang Puasa ini pemerintah menargetkan harga pangan tidak mengalami fluktuasi yang berlebihan. "Yang paling penting harga tidak naik," ujar Darmin ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (3/5).

Darmin menjelaskan, tak banyak harga bahan pokok yang memiliki potensi mengalami lonjakan harga secara signifikan di tahun ini. Ia mengatakan, harga gula bahkan saat ini tercatat mengalami penurunan. "Tadinya Rp 15 ribu sekarang kita dorong Rp 12.500 per kg. Dan inflasi kalau dilihat, pangan -1,1 persen (deflasi)," katanya.

Sebelumnya pihak kepolisian menyatakan kesediannya untuk ikut menjaga harga bahan pokok di daerah. Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengancam akan mengganti Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) apabila abai dalam kasus kenaikan harga pangan.

"Kalau nanti ada yang harganya naik tapi tidak ada penindakan apa-apa akan saya tindak Dirkrimsusnya," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (3/5).

Tito mengatakan masih ada waktu satu bulan bagi anggotanya dalam melakukan penyelidikan harga-harga pangan di tempatnya bertugas. Kemudian bila ditemukan pelakunya permainan harga maka diharapkan untuk mengungkapkan kepada masyarakat. Ini bertujuan agar bisa memberikan efek jera kepada para pelaku atau calon pelaku.

"Jadi ini masih ada waktu satu bulan Ramadhan. Saya akan lihat (bila) terjadi kenaikan tapi diam saja, ya saya ganti," tegasnya.

Tito melanjutkan ada evaluasi setiap dua minggu sekali. Evaluasi tersebut dilakukan guna menjaga harga pangan jelang Ramadhan agar tetap stabil seperti harapan Presiden Joko Widodo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement