REPUBLIKA.CO.ID, Ekonom umumnya percaya bahwa Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed), memberi sinyal rencana kenaikan suku bunga meski data ekonomi lemah. Ada setidaknya enam hal perlu diperhatikan dalam pernyataan kebijakan pejabat the Fed pada berbagai kesempatan, dilansir dari MarketWatch, Rabu (3/5).
Bagaimana the Fed mengindikasikan bahwa data pelemahan ekonomi bukanlah awal dari tren penurunan?
Pemerintah AS melaporkan akhir pekan lalu bahwa ekonomi Negeri Paman Sam hanya 0,7 persen year on year (yoy), pertumbuhan paling rendah selama tiga tahun terakhir. Data penjualan mobil, perumahan, produksi manufaktur, dan survei manufaktur versi Empire State dan Philly Fed juga lemah, kata ekonom Bank of America Merrill Lynch.
Bagaimana the Fed melihat bahwa pelemahan ini hanya bersifat sementara?
Informasi yang diterima sejak the Federal Open Market Committee mengadakan pertemuan Februari lalu mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja terus menguat. Aktivitas ekonomi terus berkembang secara moderat. Tingkat pengangguran perlahan berubah dalam beberapa bulan terakhir. Pengeluaran rumah tangga terus meningkat moderat, sementara investasi bisnis sedikit menguat.
Kepala Ekonom AS di High Frequency Economics, Jim O'Sullivan berpendapat bank sentral akan kembali berpedoman pada pernyataan April 2016. Kondisinya sangat mirip. Pada pertemuan tersebut, the Fed tahu bahwa pertumbuhan kuartal pertama biasanya lambat, meski hanya 0,5 persen saat itu.
The Fed menyatakan pada pertemuan Maret bahwa kondisi pasar tenaga kerja meningkat, meski aktivitas ekonomi sedikit melambat. Belanja rumah tangga moderat, meski pendapatan riil rumah tangga tetap, namun sentimen konsumen tetap tinggi. "Poin yang sama juga demikian tahun ini," kata O'Sullivan.