Senin 01 May 2017 15:46 WIB

Penawaran Saham BSM ke Investor Timteng Dinilai Wajar

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Petugas teller Bank Syariah Mandiri melayani nasabah. (ilustrasi)
Foto: Agung Surpiyanto/Republika
Petugas teller Bank Syariah Mandiri melayani nasabah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat menilai rencana Bank Mandiri menawarkan saham anak perusahaannya Bank Syariah Mandiri (BSM) ke investor Timur Tengah (Timteng) sangat wajar. Pasalnya, ekspansi perbankan syariah di Indonesia masih terbatas.

"Perbankan syariah butuh modal untuk lebih jauh," ujar Chief Economist SKHA Institur for Global Competitiveness (SIgC) Eric Sugandi saat dihubungi Republika, Senin, (1/5).

Menurutnya, potensi perbankan syariah di Indonesia cukup besar. Ia mengatakan, Bank Mandiri memang lebih fokus di perbankan konvensional dibandingkan di perbankan syariah. Hal itu membuat alokasi penempatan dana untuk BSM tidak sebesar untuk Bank Mandiri konvensional. "Oleh karena itu, memang tepat kalau Dirut Mandiri mencarikan investor untuk BSM," tutur Eric.

Meski begitu, Bank Mandiri menegaskan, perseroan akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas (majority shareholder) di BSM. Bank Mandiri mengatakan, hal itu baru rencana dan belum ada investor Timur Tengah yang berkomitmen.

Dengan begitu, porsi saham yang akan ditawarkan pun belum ditentukan. Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan, Bank Mandiri sudah menerapkan strategi ini terhadap beberapa anak perusahaan lainnya seperti AXA Mandiri serta Mandiri Tunas Finance.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement