Selasa 25 Apr 2017 03:04 WIB

Komisi VII Dukung Kerja Sama Pembangkit Listrik Panas Bumi dengan Asing

Rep: Frederikus Bata/ Red: Budi Raharjo
Pusat produksi panas bumi
Foto: antarafoto
Pusat produksi panas bumi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR RI Dito Ganinduto mendukung langkah pemerintah menggandeng perusahan asing guna mengelola potensi panas bumi di Tanah Air. Pemerintah melalui PLN bersinergi dengan empat korporasi asal Amerika Serikat dalam sistem kerja sama bisnis.

"Kita dukung saja. Itu memang harus dikembangkan. Itu kan energi baru terbarukan (EBT). Kemudian kalau mereka membutuhkan investor ya silahkan," kata Dito saat dihubungi Republika, Senin (24/4).

Dito menerangkan bagaimana Indonesia sedang terlibat kerja sama bilateral dengan AS. Sehingga peluang menarik investor menurutnya sesuatu yang positif. PLN, kata dia, tidak perlu memberikan penjelasan ke anggota Dewan jika kerja sama ini terealisasi.

Yang terpenting, tegas dia, harus berjalan sesuai aturan hukum yang berlaku. "Ga perlu, itu B to B, selama masih dalam koridor perundang-undangan yang berlaku, ga jadi masalah. Harganya semua ditentukan oleh pemerintah," tutur Dito.

Penandatanganan ini disaksikan oleh Wakil Presiden Amerika Mike Pence dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla serta Menteri ESDM Ignasius Jonan di Hotel Shangri-La Jakarta (21/4) dengan perincian sebagai berikut, Pertama, MOU antara PLN dengan Applied Material Inc. Kerja sama ini bertujuan untuk menurunkan arus gangguan pada transmisi 500 Kilovolt (KV)  di sistem Jawa-Bali. 

Berikutnya, MOU antara PLN dengan PT Halliburton Logging Service. Kerja sama terkait pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi milik PLN salah satunya di PLTP Tulehu.

Ketiga MOU antara PLN dengan PT Infra Cerdas Indonesia. Kerjasama pengembangan Advanced Metering Infrastructure System (AMI) sebagai langkah awal implementasi Smart Grid. Selanjutnya MOU antara PLN Group dengan Power Phase. Kerja sama peningkatan efisiensi pembangkit gas existing, sehingga output dari pembangkit-pembangkit gas PLN dapat ditingkatkan 30 persen dari kondisi saat ini.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mengungkapkan kerja sama yang terjalin sangat penting, terlebih terkait dengan peningkatan kehandalan sistem kelistrikan yang akan meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, serta pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang saat ini tengah gencar dikembangkan oleh PLN.

PLN saat ini giat meningkatkan penggunaan EBT untuk mencapai target 23 persen di tahun 2025. Sejalan dengan itu, pengembangan smart grid akan dilaksanakan untuk meningkatkan penetrasi EBT pada sistem kelistrikan. "Dengan smart grid, pelanggan dapat mengelola konsumsi listriknya melalui gadget, dan PLN dapat melakukan preventive maintenance melalui control system yang terintegrasi untuk menurunkan tingkat gangguan layanan kepada pelanggan," ujar Nicke

Berdasarkan data PLN Penambahan dan Potensi Pembangkit Listrik Panas Bumi 2017-2026 di seluruh Tanah Air sebesar 6.290 megawatt. Dalam catatan Kementerian ESDM, saat ini kapasitas terpasanf PLTP sebesar 1.644 MW berupa tambahan dari PLTP Sarulla 110 MW, PLTP Lahendong 40 MW, dan PLTP Ulubelu 55 MW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement