Selasa 25 Apr 2017 06:28 WIB

2017 Tahun Kebangkitan Ekonomi Umat

Rep: Fuji E Permana/ Red: Budi Raharjo
 Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan arahan saat penutupan Kongres Ekonomi Umat 2017 di Jakarta, Senin (24/4).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan arahan saat penutupan Kongres Ekonomi Umat 2017 di Jakarta, Senin (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kongres Ekonomi Umat (KEU) yang mengusung tema Arus Baru Ekonomi Indonesia telah diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya pada 22-24 April 2017. Kongres tersebut melahirkan tujuh poin deklarasi dan lima poin rekomendasi.

Poin-poin deklarasi dan rekomendasi tersebut akan mendorong terlaksananya arus baru ekonomi Indonesia. Sehingga perekonomian umat akan terdorong dan berkembang menuju pemerataan ekonomi. Kemudian, akan dapat mengatasi kesenjangan ekonomi yang masih menganga di Indonesia.

"Pada akhirnya Kongres Ekonomi Umat ini ingin mengajak seluruh umat Islam di Indonesia agar membangun niat luhur bersama pada tahun 2017, sebagai tahun kebangkitan ekonomi umat," kata Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI), M Azrul Tanjung kepada Republika di Hotel Grand Sahid Jaya, Senin (24/4).

 

M Azrul mengatakan, ada beberapa langkah aksi ekonomi umat agar tahun ini menjadi tahun kebangkitan ekonomi umat. Langkah pertama, MUI menegaskan perlunya pemerintah menciptakan dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkeadilan. Pertumbuhan ekonomi tersebut menekankan pada pemerataan ekonomi.

"Kedua, guna terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan diperlukan konsep rancangan Undang-undang Sistem Perekonomian Nasional dalam kerangka membangun ekonomi umat," ujarnya.

Kongres Ekonomi Umat diselenggarakan MUI melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat. Kongres tersebut juga melahirkan Komite Nasional Ekonomi Umat yang berfungsi untuk mengawal arus baru perekonomian Indonesia. Juga mengawal hasil-hasil kongres yang akan dilaksanakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement