Senin 24 Apr 2017 10:49 WIB

Ini Penyebab Gempa di Tasikmalaya Menurut Kementerian ESDM

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: www.keyt.com
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Geologi Kementerian ESDM melakukan penelitian pada gempa bumi di Tasikmayala yang terjadi pada Senin (24/4) dini hari, pukul 01:01:10 WIB. Pusat gempa berada pada koordinat 8.10°LS dan 117,86°BT dengan magnituda 5,4 SR pada kedalaman 63 km, berada pada 58 Km baratdaya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial, penyebab gempa bumi jika dilihat berdasarkan posisi dan kedalaman, gempa bumi berada pada zona gempa sejajar dengan Zona Benioff.

"Gempa diperkirakan berasosisasi dengan aktivitas subduksi lempeng Indo Australia di bawah lempeng eurosia," ujarnya kepada wartawan, Senin (24/4).

Menurut Ego, kondisi geologi daerah sekitar pusat gempa bumi berada di wilayah selatan Jawa Barat. Pada umumnya, daerah tersebut disusun oleh batuan sedimen, batuan gunungapi, dan batuan berumur Tersier lainnya yang telah mengalami pelapukan.

Sedangkan di sebelah utaranya, kata dia, disusun oleh alluvium, batuan gunungapi dan batuan lainnya berumur Kuarter. Sehingga, getaran gempa bumi akan terasa di daerah sekitar yang disusun oleh batuan gunung api berumur Kuarter dan batuan sedimen berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan.

"Ini, bersifat urai dan memperkuat efek goncangan gempa," katanya.

Sehingga, kata dia, erdasarkan informasi BMKG gempa bumi ini dirasakan sebesar II MMI di Banjar dan Garut, serta II-III MMI di Tasikmalaya dan Sumedang. Namun, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan ataupun korban jiwa yang disebabkan gempa bumi ini.

Dikatakan Ego, Badan Geologi sendiri, merekomendasikan beberapa hal. Yakni, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD. "Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," katanya.

Ego pun meminta, meminta masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang energinya lebih kecil dari gempa utama. Karena, gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena walaupun gempabumi berpusat di laut. "Karena energinya tidak cukup kuat untuk memicu tsunami," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement