Senin 17 Apr 2017 10:46 WIB

Imbal Hasil SUN Diperkirakan akan Tetap Terjaga

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inflasi April 2017 yang diperkirakan Bank Indonesia (BI) tetap rendah, dinilai akan menjaga imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) tetap rendah.

Analis Riset Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, sentimen turun yield di pasar global bertahan setelah inflasi AS dilaporkan turun pada Jumat (14/4) malam. 

"Akan tetapi saat ini, naiknya harga minyak akibat memanasnya geopolitik di Timur Tengah, bisa mempertahankan ekspektasi inflasi tinggi akibat kenaikan harga minyak mentah," ujar Rangga, Senin (17/4).

Turunnya yield obligasi negara maju akibat flight to safety belum tentu diikuti oleh penurunan yield yang sebanding di Negara berkembang. Yield SUN masih terlihat turun pada perdagangan Kamis walaupun ruang turun yang ada, sudah semakin sempit. 

"Inflasi bulanan April 2017 yang menurut survei BI masih akan negatif, bisa menjaga yield SUN tetap rendah di tengah memanasnya isu politik global maupun domestik menjelang pilkada DKI Jakarta II,"kata Rangga. 

Di sisi lain, ekspektasi kenaikan peringkat utang oleh S&P saat ini masih tinggi walaupun perannya sebagai penggerak utama harga SUN, mulai jenuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement