REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor langsung yang dicanangkan oleh pemerintah menjadi salah satu langkah untuk bisa meningkatkan perekonomian daerah. Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan, ekspor langsung mampu meningkatkan daya saing dan ekonomi karena dengan ekspor langsung, biaya dan waktu pengapalan ke negara tujuan ekspor menjadi lebih efisien.
Longki mengatakan, selain meningkatkan efisien, ekspor langsung juga bisa menekan angka dwelling time, terutama dari sisi administrasi karena bisa langsung diselesaikan di pelabuhan yang menjadi tujuan keberangkatan.
"Seluruh proses dokumen dan status ekspor telah diselesaikan di pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, sehingga menghemat biaya alih status dan mempercepat adminitrasi selain menghasilkan devisa dan tambahan PAD bagi propinsi Sulawesi Tengah," ujar Longki melalui keterangan tertulisnya, Senin (17/4).
Ia menuturkan, sebelumnya komoditas ini di ekspor melalui Surabaya dengan tambahan waktu pengapalan tiga sampai empat hari dan beberapa kali bongkar muat yang mengakibatkan tambahan biaya logistik 40 persen. Ia mengatakan, nantinya kegiatan ekspor langsung akan dapat dilaksanakan secara rutin beberapa kali dalam sebulan karena tambahan muatan dan pemerintah daerah memberikan kemudahan proses ekspor yang saat ini telah dirintis oleh PT Pelindo IV.
"Kebijakan ini telah dinanti sejak lama oleh seluruh masyarakat, pengusaha dan Pemerintah Sulawesi Tengah. Untuk itu kami mengapresiasi langkah Pelindo IV membuka direct ekspor ini. Hal ini sekaligus menandai Bangkitnya ekonomi Kawasan Timur Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan adanya ekspor langsung ini bisa membuat potensi kelapa di Sulteng mengundang investor dalam maupun luar negeri untuk mendirikan industri olahan di kawasan ekonomi khusus (KEK) Palu. Ia mengatakan, kelapa dan produk turunannya sangat diminati oleh pasar luar negeri.