Ahad 16 Apr 2017 13:12 WIB

UMKM Jawa Barat Didorong Berkontribusi di Wisata Halal

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nur Aini
Produk kerajinan UMKM.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Produk kerajinan UMKM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan pelaku usaha tidak hanya sekadar menghasilkan produk-produk berkualitas di masing-masing bidangnya. Deddy mendorong pelaku usaha ikut mengembangkan wisata halal di Jawa Barat lewat usahanya.

Deddy menilai berbagai produk baik makanan, minuman, fashion, atau jasa wisata halal kini telah menjadi tren di kalangan masyarakat Tanah Air bahkan dunia. Hal ini akan menjadi potensi ekonomi besar, karena produk halal kini tak hanya dikonsumsi umat Islam, tetapi juga oleh masyarakat non-muslim.

"Peluang usaha berbagai produk halal sangat besar karenanya perlu dikembangkan. Saya sangat mengapresiasi hadirnya para pelaku usaha yang concern di bidang syariah," kata Wagub dalam acara pameran UMKM di Pusdai Jawa Barat, akhir pekan ini.

Menurutnya produk usaha halal tidak hanya menjadi kebutuhan umat Islam, tetapi juga menjadi kebutuhan khalayak luas. Potensi yang meningkat itu seiring tren gaya hidup halal secara global.

Deddy mengaku heran karena wisata halal nasional belum berkembang baik, padahal potensinya sangat besar. Berbeda dengan negara Singapura dimana bisnis wisata halalnya jauh lebih besar. Menurut Demiz, pelaku usaha Indonesia belum sepenuhnya fokus terhadap pengembangan industri halal nasional.

“Nah, lucunya wisata halal di Singapur jauh lebih besar daripada wisata halal di Indonesia. Artinya apa? Potensi Indonesia menyumbangkan wisata halal sangat hebat potensinya, cuman belum digali oleh pelaku usaha. Peluangnya sangat besar bagi siapa pun pelaku usaha, apalagi pelaku usaha syariah dengan prinsipnya halalan thoyyiban,” tuturnya.

Wagub menjelaskan, dalam Global Islamic Economy Report 2015-2016, diperkirakan total pengeluaran Muslim dunia pada 2014 di sektor makanan dan minuman halal serta lifestyle mencapai 1,8 triliun dolar AS atau sekitar 11,6 persen dari total pasar global. Dari sektor makanan dan minuman halal (Halal Food) memberikan kontribusi terbesar, yaitu 1.128 miliar dolar AS atau 17 persen dari total pasar global sebesar 6.755 miliar dolar AS dan diproyeksikan akan tumbuh 5,8 persen hingga mencapai 1.585 miliar dolar AS pada 2020.

"Dilihat dari sektor travel kontribusinya sebesar 142 miliar dolar AS dan diproyeksikan akan tumbuh hingga mencapai 233 miliar dolar AS," ujarnya.

Sementara sektor fashion, kontribusinya sebesar 230 miliar dolar AS dan diproyeksikan akan tumbuh hingga mencapai 327 miliar dolar AS. Sektor rekreasi dan media kontribusinya sebesar 179 miliar dolar AS dan diproyeksikan akan tumbuh hingga mencapai 247 miliar dolar AS. Serta beberapa bidang lainnya juga menunjukkan potensi luar biasa.

“Begitu besar prospeknya kalau kita tekuni. Nah, berangkat dari hal tersebut saya mendorong kepada seluruh pelaku UMKM syariah untuk terus meningkatkan kualitas dan kehalalan produknya, karena peluang pasar halal lifestyle sangat besar," ujar pria yang juga akrab disapa Demiz ini.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Provinsi Jawa Barat Dudi Sudrajat Abdurachim mengatakan pihaknya juga bekerja sama dengan kalangan akademisi, pembisnis, komunitas, pemerintah, untuk pengembangan UMKM termasuk mengarah ke wisata halal. "Upaya ini perlu sinergi dari berbagai kalangan agar sosialisasi dapat dilakukan secara masif," kata Dudu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement