REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk halal Indonesia diperkirakan akan tumbuh seiring dengan pesatnya perkembangan pasar halal dunia. Apalagi populasi muslim dunia juga diperkirakan turut tumbuh pesat pada 2030.
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta mengatakan, Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia berpotensi untuk mengekspor produk halalnya ke pasar internasional. Sektor produk halal dinilai menjadi potensi yang sangat besar bagi produk-produk UKM tanah air.
Menurutnya, dengan promosi dan pemasaran yang baik serta dikembangkan secara baik pula, produk halal Indonesia bisa mencatatkan pertumbuhan yang cukup besar. "Peningkatan populasi muslim di Indonesia dan daerah lain ASEAN merupakan sebuah peluang yang cukup besar bagi produsen produk halal," katanya melalui siaran resmi, Rabu (12/4).
Lembaga survei dari Pew Research Center’s Forum on Religion & Public Life memproyeksikan total penduduk muslim dunia akan meningkat drastis dari 1,6 miliar jiwa pada 2010 akan menjadi 2,2 miliar jiwa pada 2030. Wilayah konsumen utama untuk produk halal tetap berada di Indonesia dengan 90 persen muslim dari populasi sebesar lebih dari 250 juta.
Ia mengatakan, pihaknya berupaya meningkatkan perluasan pasar dan ekspor produk halal unggulan UKM Indonesia. Tahun ini program promosi dan perluasan pasar produk potensial ekspor UKM Indonesia dimulai dari partisipasi di pameran Malaysia Halal International Showcase (MIHAS).
Pameran yang berlangsung pada 5-8 April 2017 di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) itu diikuti 580 exhibitor dari 33 negara (ASEAN, Palestina, UEA, Filipina, Turki, Australia, Jepang). Bahkan lebih dari 25 ribu pengunjung menghadiri pameran tersebut.
Pameran MIHAS 2017 merupakan salah satu pameran terbesar di dunia untuk kategori produk halal baik makanan, minuman, kosmetik, wellness, hingga jasa keuangan yang sudah berlangsung selama 14 tahun. "Partisipasi Kementerian Koperasi dan UKM pada pameran MIHAS telah berlangsung sejak tahun 2012 dan menunjukkan trend peningkatan positif untuk transaksi baik ritel maupun order potensial," kata Wayan.
Dalam pameran tersebut Kemenkop memfasilitasi 28 UKM Indonesia dari kategori produk makanan, minuman, herbal dan wellness yang berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan NTB.
Adapun pameran MIHAS 2017 ini bersifat B to B atau bisnis ke bisnis, dengan mencatat nilai transaksi ritel Rp 138 juta, sedangkan order potensial ekspor sebesar Rp 34,5 miliar atau meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Angka tersebut belum termasuk pesanan lainnya yang masih perlu dilakukan tindak lanjut. "Mayoritas pengunjung adalah buyers internasional serta sebagian UKM hanya membawa sampel produk," ujar dia.