Selasa 11 Apr 2017 17:20 WIB

BRI Syariah Salurkan KUR Rp 76 Miliar

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
 Petugas sedang berbincang dengan debitur di kantor penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) salah satu bank milik pemerintah. ilustrasi
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang berbincang dengan debitur di kantor penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) salah satu bank milik pemerintah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (Persero) atau BRI Syariah gencar mendorong penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dalam satu bulan pertama sejak disalurkan atau per akhir 7 April 2017, KUR syariah telah tersalurkan sebesar Rp 76 miliar kepada 3.373 debitur.

Menurut Direktur Bisnis Mikro dan Pendanaan BRI Syariah Erdianto Sigit, realisasi tersebut sudah mencapai 15,2 persen dari plafon KUR BRI Syariah yang sebesar Rp 500 miliar.

"Pada akhir Maret 2017 tersalurkan Rp 62,449 miliar lalu sampai 7 April 2017 sudah mencapai Rp 76 miliar. Penyaluran KUR kita termasuk cepat," ujar Sigit saat ditemui di kantornya, BRI Syariah Pusat, Jakarta, Selasa (11/4).

Adapun empat sektor terbesar yang disalurkan yakni sektor pertanian, perikanan, pengolahan dan perdagangan. Penyaluran ke keempat sektor tersebut dilakukan sesuai dengan arahan pemerintah, KUR pada tahun ini diarahkan untuk ke sektor produktif seperti pertanian, perikanan, dan hasil pengolahannya.

Sementara dari penyaluran berdasarkan wilayah, perseroan fokus menyalurkan ke daerah yang termasuk cabang BRI Syariah di wilayah timur seperti Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan. Porsi penyaluran dari plafon Rp 500 miliar yaitu wilayah timur 40 persen, Pulau Jawa 30 persen dan Pulau Sumatra 30 Persen.

"Jumlah plafon yang besar diserap di Jatim lebih dari Rp 12 miliar, dan banyaknya di sektor pertanian dan hasil turunannya," ungkap Sigit.

Adanya KUR Syariah ini menurut Sigit tidak menghalangi pertumbuhan pembiayaan mikro di BRISyariah. Sebab, meskipun margin yang ditetapkan untuk pembiayaan mikro tidak disubsidi pemerintah seperti KUR, namun kecepatan layanan di BRIS menjadi keunggulan yang diminati nasabah.

"Jadi yang mikro reguler tetap jalan, terus tumbuh. Dan KUR juga disalurkan," kata Sigit.

Mikro Banking Group Head BRISyariah Nana Hendriana menambahkan, dari realisasi penyaluran KUR tersebut, sebanyak 83 persen debitur mengajukan plafon sebanyak Rp 25 juta atau maksimal plafon yang ditentukan. Kemudian sebanyak 9 persen debitur mengajukan plafon di kisaran Rp 16 juta-Rp 20 juta, dan sekitar 1 persen debitur mengajukan KUR syariah dengan nilai kecil di kisaran Rp 3 juta-Rp 5 juta.

"Meskipun kita dorong penyaluran di wilayah Timur (Jatim, NTB, Kalimantan, Sulawesi), share terbanyak masih di pulau Jawa, yaitu Jatim. Hampir 50 persen di pulau Jawa, Sumatra 30 persen, sisanya daerah lain," jelas Nana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement