Senin 10 Apr 2017 18:43 WIB

Konsumen Lokal Enggan Konsumsi Daging Impor

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Daging sapi (ilustrasi)
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Daging sapi Bali masih diminati masyarakat setempat. Bahkan sebagian besar dari mereka enggan mengkonsumsi daging impor yang belakangan dikabarkan masuk ke Indonesia.

"Banyak konsumen yang bertanya, apakah daging yang saya jual adalah daging impor. Mereka masih fanatik dengan daging sapi Bali, yang mutunya memang lebih bagus dan sudah akrab dengan lidah mereka," kata Hj. Arjani.

Penjual daging sapi di Pasar Badung Denpasar itu kepada Republika.co.id, Senin (10/4), mengaku selama ini dia hanya memotong sapi Bali dan menjual dagingnya dai lapas Pasar Badung.

Dia mengatakan, daging sapi impor belum terlihat di pasar, namun bisa jadi dipasok untuk keperluan hotel-hotel di Bali.

Secara terpisah karyawan perusahaan daging sapi potong, Muhammad Nuh mengatakan, daging sapi potong ditengarai sudah masuk ke Bali juga. Namun dia tidak menyebut, apakah untuk keperluan hotel atau untuk keperluan masyarakat lokal juga.

Nuh mengatakan, sejak daging sapi impor masuk ke Indonesia, pengusaha daging sapi Bali yang biasa mengirim daging ke Jakarta, mengalami tekanan berat. Di Bali kata Nuh, daging sapi Bali dilepas dengan harga antara Rp 95.000-Rp 105.000, sementara daging sapi impor dilepas di Jakarta dengan harga kisaran antara Rp 70.000-85.000.

"Kalau kami kirim daging sapi ke Jakarta, pasti tidak mampu bersaing dengan daging sapi impor. Jadi sementara hanya memasarkan di Bali saja," kata karyawan UD Rizky Jaya itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement