Senin 10 Apr 2017 15:13 WIB

Perbankan Syariah Bidik Pembiayaan Konsumer Kelas Menengah

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan Syariah
Perbankan Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan masyarakat kelas menengah dinilai sangat prospektif untuk menyalurkan pembiayaan. Untuk itu, pada tahun ini perbankan syariah tengah fokus menggarap pembiayaan konsumer.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk akan mendorong pembiayaan segmen konsumer tumbuh sebesar Rp 2 triliun, dan sebanyak 90 persennya dari segmen pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR). Pada tahun lalu, realisasi pembiayaan yakni sebesar Rp 40,01 triliun, dengan pembiayaan konsumer sebesar Rp 16,71 triliun dan korporasi terbesar yakni Rp 23,3 triliun. Pada tahun ini, komposisi tersebut diubah menjadi seimbang.

"Dengan negara berpenduduk besar, perumahan masih sangat diminati. Jadi kami akan lebih mendorong pembiayaan konsumer khususnya KPR pada tahun ini,"ujar Direktur Utama Bank Muamalat, Endy Abdurrahman kepada Republika, Senin (10/4).

Masyarakat kelas menengah di Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan pesat. Berdasarkan beberapa riset, pada tahun 2030 diperkirakan Indonesia akan menduduki peringkat kelima dari sisi pendapatan masyarakat kelas menengah. 

Apalagi dari segi budaya, kata Endy, masyarakat Asia tidak hanya memiliki satu rumah, sehingga prospek pembiayaan perumahan sangat besar dan menguntungkan. Untuk itu, segmen konsumer ini sangat tepat untuk dikembangkan.

"Kita harus kembali ke kebutuhan masyarakat. Dari segi risiko, sektor ini juga sangat manageable. Manajemen risko sangat termitigasi dengan Baik, makanya kita dorong ke segmen ini,"jelas Endy.

PT Bank Negara Indonesia Syariah (Persero) juga mendorong pembiayaan konsumer, salah satunya dengan Tabungan Haji Anak atau Tabungan BNI Baitullah iB Hasanah. Dengan meningkatnya kelas menengah di Indonesia, maka ia menilai potensi untuk menabung haji bagi anak-anak mereka pun besar. 

Apalagi mengingat masa tunggu haji yang panjang dapat mendorong nasabah agar menyiapkan biaya dari awal untuk anak-anak mereka berhaji. "Jadi strategi menyiapkan dari awal, meringankan biaya dan reserve seat. Jadi pada saat jatuh tempo bisa dapat kursi karena sudah nabung hingga umur anak mereka 17 tahun,"ujar Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo pada Republika.

Abdullah menuturkan, Tabungan haji BNI Baitullah iB Hasanah ini telah mencapai 420.688 number of account dengan nilai sekitar Rp 971 miliar. Dengan jumlah rekening yang besar ini, perseroan akan menyasar sekitar 10 ribu rekening tabungan haji anak per bulan.

Perseroan juga akan menawarkan produk ini kepada para orangtua yang sudah berhaji atau umroh. Ia meyakini produk ini akan memiliki banyak peminat, sebab pertumbuhan tabungan haji terus meningkat hingga 20 persen per tahun karena permintaan yang besar. Selain tabungan haji, perseroan juga akan mendorong segmen pembiayaan perumahan melalui Griya Swakarya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement