Sabtu 08 Apr 2017 00:15 WIB

Terus Turun, Harga Cabai Rawit Merah di Yogyakarta Sekarang Rp 41 Ribu per Kilogram

Rep: neni ridarineni/ Red: Budi Raharjo
Cabai rawit
Foto: Antara
Cabai rawit

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Harga cabai rawit di DIY terus turun. Pada Jum’at (7/4) harga cabai rawit merah telah mencapai Rp 41 ribu per kilogram. Padahal tiga hari yang lalu (Selasa, 4/4) harganya masih sekitar Rp 51 ribu per kilogram.

Hal itu merupakan hasil pemantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY di tiga pasar yang ada di Yogyakarta (Beringharjo, Kranggan dan Demangan), kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Yuna Pancawati, Jum’at (7/4).

Sementara itu untuk harga cabai rawit hijau dibandingkan tiga hari yang lalu juga turun dari Rp 35.667 per kilogram menjadi Rp 32 ribu per kilogram. Sementara itu harga cabai merah besar stabil di kisaran Rp 18.333 –Rp 18.667 per kilogram. Sedangkan cabai merah keriting juga berkisar sekitar Rp 18.000 per kilogram.

Selanjutnya harga beras tetap yakni IR 1 Rp 9.667 per kilogram dan IR 2 Rp 9.167 per kilogram. Harga gula pasir juga relative stabil berkisar Rp 12.667-Rp 12.500 per kilogram. Jadi harga kebutuhan pokok relatif stabil.

Menurut Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko, harga cabai rawit merah saat ini masih pada posisi yang menguntungkan. "Harga cabai rawit merah tersebut bagi petani masih menguntungkan dan bagi masyarakat tidak terlalu. Belum sampai ada cabai yang  sudah dipanen tersisa, karena bisa disalurkan ke luar DIY," ujarnya.

Kalau harga cabai rawit merah terus menurun dan produknya sudah tidak terserap, dari Dinas Pertanian baru akan bergerak . "Kami akan membina dengan mengajari mengeringkan, baik dibuat bubuk atau dalam bentuk cabai. Untuk pengeringan ini hanya alatnya sederhana. Kalau sekarang ini masih kami biarkan, karena harga cabai rawit merah sekarang masih bagus," ujarnya.

Di bagian lain, terkait stok beras menurut Sasongko masih aman dan bahkan masih melimpah. Ternyata di rumah tangga-rumah tangga dan sekarang mulai panen dan ada juga yang tanam untuk benih. Stok beras masih cukup sampai 6-8 bulan ke depan. Sehingga stok beras di bulan Ramadhan masih aman.

Ada kebiasaan masyarakat saat puasa belanja banyak. Padahal makannya hanya dua kali sehari. Sifat ini yang dimanfaatkan oleh pedagang yang kemudian menaikkan harga bahan kebutuhan pokok. "Ini perlu disadarkan bahwa belanja tidak melebihi kapasitas," kata Sasongko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement