REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengakui masih ada 2.500-an desa di Indonesia belum mendapat pasokan listrik sama sekali. Sofyan menambahkan persoalan bertambah sekitar belasan ribu desa belum mendapat pasokan listrik sehari penuh.
"Tapi ada juga sekian belas ribu desa yang sudah terlistriki tapi mungkin sebagian besar belum 24 jam," katanya saat jumpa pers di kantor pusat PLN, di Jakarta, Rabu (5/4).
Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mengatakan pihaknya terus berupaya menangani persoalan tersebut. PLN kata dia, menargetkan pada 2019 melistriki 11.300 desa secara memadai.
"Dari 11.300, yang betul-betul belum ada listrik totalnya adalah 2.530 desa, dan sisanya sudah ada listrik tapi kurang dari 6 jam," tutur Nieke.
Ia menerangkan secara elektrifikasi, pada 2016 telah tercapai sekitar 91,16 persen. Sisa elektrifikasi yang harus dikejar sekitar 9,1 persen.
Namun kendala yang dihadapi, kata dia, melistriki daerah-daerah di bagian timur Indonesia yang terisolasi. "Luar biasa banyaknya di area pak Manizon NTT, dan di pulau-pulau kecil di Sumatera, dan yang banyak juga di Maluku, Papua," tutur Nicke.
PLN, lanjut dia, memiliki konsep mengembangkan energi baru terbarukan untuk melistriki daerah-daerah terluar tersebut. "Pengembangannya tak interkoneksi seperti Sumatra dan Jawa. Tetapi hybrid, seperti PLTG ditambah PLTS, dengan mikrohidro, jadi sesuai dengan sumber dengan energi yang ada di daerahnya," ujar Nicke.
Dengan demikian, pengembangan EBT bisa tercapai, sekaligus menaikkan elektrifikasi. Nicke mengatakan pada 201 PLN menargetkan hampir semua daerah sudah terlistriki. "Nanti tinggal tambahan sedikit, sehinggga elektrifikasi (menyeluruh) bisa dilaksanakan." tuturnya.