Senin 03 Apr 2017 15:41 WIB

Dorong Keuangan Syariah, OJK Luncurkan CEO SIKOMPAK Syariah

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad (empat dari kiri) meluncurkan Forum CEO SIKOMPAK (Sinergi, Komunikasi, Pemasaran, dan Pengembangan Keuangan) Syariah di Jakarta, Senin (3/4).
Foto: Idealisa Masyrafina
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad (empat dari kiri) meluncurkan Forum CEO SIKOMPAK (Sinergi, Komunikasi, Pemasaran, dan Pengembangan Keuangan) Syariah di Jakarta, Senin (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan forum CEO SIKOMPAK (Sinergi, Komunikasi, Pemasaran, dan Pengembangan Keuangan) Syariah. Forum ini merupakan salah satu upaya mendukung pertumbuhan industri jasa keuangan syariah.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menjelaskan, pembentukan Forum CEO SIKOMPAK Syariah merupakan salah satu program kerja yang dicanangkan dalam Inisiatif Strategis (IS)-6 "Mendorong Akselerasi Pertumbuhan Industri Jasa Keuangan Syariah di Indonesia”.

"Pembentukan Forum ini dilatarbelakangi oleh perlunya peningkatan awareness dan kerjasama dalam rangka pengembangan keuangan syariah dan kordinasi dengan pelaku industri untuk mendukung pertumbuhan industri jasa keuangan syariah di Indonesia,"ujar Muliaman D Hadad dalam peluncuran Forum CEO SIKOMPAK di Hotel Pulmann Jakarta, Senin (3/4).

Kegiatan launching tersebut dihadiri oleh Ketua Dewan Komisioner OJK dan para Anggota Dewan Komisioner OJK serta kurang lebih 30 CEO dari industri jasa keuangan syariah sektor perbankan, pasar modal, dan industri jasa keuangan non bank. Berdasarkan data OJK, per akhir Januari 2017 total aset perbankan syariah baru mencapai 5,18 persen.

Adapun market share dari sukuk korporasi dan reksa dana syariah baru mencapai 3,83 persen dan 4,43 persen. Sedangkan per akhir Desember 2016, market share asuransi syariah dan lembaga pembiayan syariah masing-masing baru mencapai 3,4 persen dan 7,24 persen.

Untuk itu, perlu ada strategi baru dalam rangka meningkatkan market share tersebut antara lain dengan membentuk Forum CEO SIKOMPAK Syariah. Forum yang beranggotakan seluruh CEO dari industri jasa keuangan syariah tersebut bertujuan untuk membangun komitmen industri dalam meningkatkan market share keuangan syariah dan mempermudah komunikasi dua arah antara OJK dengan pelaku industri jasa keuangan syariah.

"Dengan adanya Forum CEO SIKOMPAK Syariah diharapkan dapat meningkatkan market share seluruh sektor jasa keuangan Syariah," kata Muliaman.

Adapun program kerja dari Forum ini antara lain sebagai berikut:

1. Sinergi Edukasi, Promosi, dan Pemasaran: menyusun strategi dan melakukan kampanye keuangan syariah yang efektif, melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, melakukan pembahasan pengembangan infrastruktur pemasaran, dan menyusun strategi pemasaran dan komunikasi terintegrasi.

2. Sinergi Pengembangan SDM: menyusun strategi peningkatan pemahaman di bidang

keuangan syariah, peningkatan jumlah dan pengembangan kapasitas bagi sumberdaya

manusia di industri jasa keuangan syariah.

3. Sinergi Pengembangan Produk dan Jasa: melakukan pembahasan terkait pengembangan produk dan jasa keuangan syariah, baik sektoral maupun antar sektor.

4. Sinergi Pengembangan Kebijakan: memberikan masukan bagi pengembangan kebijakan keuangan syariah.

Berdasarkan data OJK, Aset Perbankan Syariah (BUS, UUS, dan BPRS) per 31 Januari 2017 sebesar Rp 353,5 triliun, dengan rincian Bank Umum Syariah Rp 248,8, triliun, Unit Usaha Syariah Rp 95,5 triliun dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Rp 9,2 Triliun. Dan market share keseluruhan perbankan yakni 5,18 persen.

Untuk pasar modal syariah per 10 Maret 2017 yaitu Saham Syariah Rp 3.201,03 triliun dengan market share 54,68 persen, Sukuk Korporasi nilai aset Rp 11,75 triliun Dengan market share 3,69 persen, Reksa Dana Syariah aset Rp 16,12 triliun dengan market share 4,59 persen, dan SBSN sebesar Rp 420,91 triliun dengan market share 15,18 persen.

Sedangkan sektor IKNB Syariah per 31 Desember 2016, dirinci Asuransi Syariah aset Rp 33,24 triliun dan market share 3,44 persen, Lembaga Pembiayaan Rp 36,94 triliun dengan market share 7,24 persen, Lembaga Jasa Keuangan Khusus aset Rp 18,43 triliun dengan market share 9,93 persen, dan Lembaga Keuangan Mikro aset Rp 0,63 triliun dengan market share 22,36 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement