Sabtu 01 Apr 2017 08:07 WIB

Plug and Play Tawarkan Edukasi Investasi Bagi Anak-Anak

Rep: Novita Intan/ Red: Winda Destiana Putri
Plug and Play Indonesia.
Foto: Dok: Plug and Play
Plug and Play Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebuah akselerator startup teknologi, Plug and Play Indonesia berencana menanamkan investasi kepada wirausahawan ‘sangat muda’ di Nusantara, bahkan perusahaan tersebut juga akan mempertimbangkan mereka yang masih berusia 5 tahun. Akselerator startup yang berbasis di Silicon Valley tersebut sering menjadi perbincangan karena metode inovatif yang digunakannya dalam menemukan dan membina orang-orang yang berbakat dalam bidang teknologi.

Direktur Program Plug and Play Indonesia, Nayoko Wicaksono, mengatakan bahwa Plug and Play Indonesia harus menciptakan terobosan terbaru jika pihaknya ingin menghasilkan produk-produk dan entrepreneur yang akan berpengaruh nantinya. "Jenjang wirausahawan dimulai sejak dini. Rentang usia ini mulai dari usia sekitar lima tahun merupakan usia terbaik untuk menyerap pengetahuan serta melakukan pembelajaran," terang Nayoko di Jakarta.

Menurutnya, dalam membangun sebuah bisnis akan memberikan pengalaman berharga yang akan membantu mengembangkan kepercayaan diri, keterampilan berorganisasi, manajemen, serta komunikasi. Anak-anak ini dapat dibina sedini mungkin untuk menjadi entrepreneur ulung di masa depan. "Kami merupakan investor yang menawarkan investasi jangka panjang yang melihat prospek hingga 30 tahun ke depan," ucapnya.

Nayoko menjelaskan bahwa misi Plug and Play di Jakarta tidak semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan. "Kami sangat passionate untuk membina entrepreneur terbaik 30 tahun lebih cepat daripada kompetitor. Kami ingin wirausahawan muda bisa mengejar impian mereka. Ketika Anda memiliki passion untuk melakukan sesuatu, kami percaya bahwa Anda sudah menempuh setengah jalan menuju kesuksesan," jelas dia.

Plug and Play Indonesia menyediakan beberapa value-add terhadap startupnya yang tidak akan didapatkan oleh startup-startup lain di luar sana. Menurut Nayoko, Plug and Play Indonesia menawarkan kesempatan berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan korporat. Dalam kesempatan kolaborasi tersebut, Plug and Play menawarkan pendanaan awal sebesar Rp 665 juta (USD 50ribu), fasilitas coworking space gratis, bimbingan dari para pemimpin industri, peralatan dan jasa gratis hingga senilai Rp 799 juta (USD 60 ribu), dan masih banyak lagi. Mereka juga menawarkan koneksi kepada berbagai investor lokal dan internasional beserta dengan akses ke Silicon Valey dan komunitas teknologi global lainnya.

Di samping menanamkan investasi di startup yang dikelola anak-anak, Plug and Play Indonesia juga menawarkan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengenai investasi. "Kami juga memiliki koneksi dengan beberapa investor muda sukses berumur 10-15 tahun, yang menanamkan modal bersama dengan orang tua mereka yang kaya untuk membantu sesama entrepreneur," tambah Nayoko.

Ketika ditanya apakah konsep ini akan membuahkan hasil di Indonesia, Wicaksono mengatakan, mereka tidak takut gagal. Justru, sebagai pakar teknologi inheren, mereka penuh dengan rasa penasaran. Mereka mengenal teknologi sejak lahir. "Fasilitas tempat belajar yang kami sediakan bagi anak-anak tersebut dipenuhi dengan berbagai tools startup dalam bentuk mainan yang akan membantu mengembangkan ketertarikan serta pembangunan usaha mereka. Kami juga memiliki koneksi mentor yang luas yang dapat menjadi guru serta pengasuh yang baik bagi wirausahawan muda tersebut," ungkapnya.

Adapun mentor-mentor yang bekerja sama dengan Plug and Play Indonesia mencakup Sukan Makmuri (CTO Kudo), Kevin Darmawan (Managing Partner Coffee Ventures), Eunice Sari (CEO UX Indonesia), Norman Sasono (CIO Bizzy), Novistiar Rustandi (CEO HarukaEdu), David Soukhasing (Director ANGIN), Sebastian Sieber (CMO Lazada Indonesia), dan masih banyak lagi. Plug and Play Indonesia berencana menerima 20 startup dalam program akseleratornya di tahun 2017, terbagi atas 2 gelombang dengan 10 startup untuk tiap gelombangnya. Sebelumnya, Nayoko sendiri memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam membangun KMK Online.

Dia juga merupakan pendiri perusahaan lokal bernama Seekmi yang bergerak di bidang jasa on-demand. Nayoko sukses mengadakan konferensi teknologi di tahun 2014 (NXT CON) di mana ia menghadirkan enam pembicara dari akselerator ternama Y Combinator termasuk Justin Kan (founder Twitch), Tikhon Bernstan (CEO Parse), dan Kevin Hale (CEO Spectacle), eksekutif wanita pertama Facebook, serta Ray Chan (founder 9GAG) ke Jakarta. Nayoko mengungkapkan bahwa founder startup muda dapat mendaftarkan diri ke program akselerator Plug and Play Indonesia dengan mengunjungi situs ini.

"Definisi sukses bagi kami ialah membangun startup yang berfokus pada pertumbuhan dan peningkatan omzet secara berkelanjutan. Startup tersebut juga diarahkan untuk dapat memecahkan berbagai permasalahan utama di kalangan masyarakat. Tahun ini, target kami ialah membimbing 20 startup agar sukses membangun traksi, yang nantinya akan membantu mereka untuk mendapatkan pendanaan di ronde selanjutnya," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement