Rabu 29 Mar 2017 09:35 WIB

IHSG Dibuka Menguat di Level 5.552

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
 Pekerja berdiri didekat layar pergerakan Indeks harga Saham gabungan (IHSG), Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja berdiri didekat layar pergerakan Indeks harga Saham gabungan (IHSG), Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,21 persen atau 11,58 poin di level 5.552,78 pada perdagangan hari ini, Rabu (29/3). Meski begitu, laju IHSG di awal pekan diprediksi cenderung berada di zona merah. 

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, hal itu setelah terkena aksi ambil untung pelaku pasar. Berkurangnya volume pembelian sejak akhir pekan lalu pun seiring dengan minimnya sentimen positif dan berimbas kepada pelemahan sejumlah bursa saham global, serta pembalikan dari melemahnya rupiah di akhir pekan lalu.

"Pelaku pasar pun akhirnya memanfaatkan kondisi tersebut untuk ambil unutng," ujarnya, Rabu, (29/3). Ia menambahkan, hari libur sehari atau hari kejepit kemarin, tidak memengaruhi IHSG, hanya kebetulan IHSG menghadapi kondisi tersebut.

Kali ini, ia menuturkan, kembali menguatnya laju rupiah masih kurang mampu mengangkat IHSG yang sejak awal perdagangan ada di zona merah. Sebelumnya pada perdagangan Senin, (27/3), IHSG melemah 0,47 persen atau 25,93 poin pada penutupan, sehingga berada di posisi 5.541,20.

Menurutnya, beberapa minggu setelah sentimen pertemuan The Fed berakhir, tergantikan oleh sentimen proposal pengajuan perubahan paket layanan kesehatan masyarakat Amerika Serikat (AS) dari pemerintah AS. "Munculnya risiko ketidakpastian ialah belum adanya keputusan untuk penggantian tersebut, terutama setelah pemerintahan AS gagal mendapatkan dukungan kongres," ujar Reza.

Meski begitu, ia menilai, kali ini tidak banyak berpengaruh pada peminatan lelang surat negara (SUN) pada Senin, (27/3). Pemerintah menyerap Rp 18,65 triliun jauh di atas penyerapan sebelumnya sebesar Rp 11,35 triliun.

Penyerapan tersebut, kata Reza, di atas dari target indikatif sebesar Rp 15 triliun, namun di bawah target maksimal Rp 22,5 triliun. Total penawaran dari investor yang masuk kini mencapai Rp 33,95 triliun di atas lelang SUN sebelumnya yang mencapai Rp 26,44 triliun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement